Baca Juga
LAPORAN
FIELDTRIPTEKNIK
PEMBENIHAN IKAN
BAB I
PENDAHULUAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN
A. Latar
Belakang
Pembenihan adalah salah satu bentuk unit pengembangan
budidaya ikan. Pembenihan ini merupakan salah satu titik awal untuk memulai budidaya. Ikan yang akan dibudidayakan harus
dapat tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas produksi budidaya dapat
berkelanjutan. Untuk dapat menghasilkan benih yang bermutu dalam jumlah yang
memadai dan waktu yang tepat mesti diimbangi dengan pengoptimalan penanganan
induk dan larva yang dihasilkan melalui pembenihan yang baik dan berkualitas.
Pembenihan dengan ikut campur tangan manusia atau fertilisasi buatan sudah
dapat dilakukan pada berbagai jenis ikan, khususnya bagi ikan yang penjualannya
tinggi di pasaran diantaranya komoditas ikan air tawar seperti lele,
nila, gurami dan lain-lain.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui teknik membudidaya ikan yang baik.
2. Untuk
mengetahui cara pembenihan ikan yang
baik
3. Untuk
mengetahui cara pengemasan ikan dengan baik
C. Manfaat
Manfaat
dari fieltrip ini yakni dapat menambah wawasan mahasiswa secara langsung
mengenai teknik pembenihan ikan dan keterampilan melakukannya sehingga nantinya
dapat diaplikasikan secara langsung dalam prakteknya ke depan.
BAB
IIPEMBAHASAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN
1. Tinjauan Pustaka
Identifikasi
dan taksonomi ikan nila
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Ordo
: Chpriniformes
Famili
: Chyprinidae
Genus
: Carassius
Spesies
: Carassius auratus
Tubuh ikan ini berwarna kehitaman
atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin tidak
jelas pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan,
sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah
atau kemerahan ketika musim berbiak. Ikan nila yang masih kecil belum tampak
perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, baru dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan
betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan
jantan, disamping lubang anus terdapat lubang genital yang
berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna
lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh
(Anonim,2011).
2.
Teknik
Pembenihan Ikan
Yang perlu diperhatikan
dalam menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB)
1)
Persyaratan Pembenihan Ikan
·
Lokasi
ü Mudah
dijangkau, tersedia sarana dan prasarana penunjang, bebas banjir, terhindar
dari polusi, memiliki sarana pengolahan dan sterilisasi air.
ü Sumber
air
ü Kualitas
air layak untuk kebutuhan hidup dan pertumbuhan ikan, sumber air tersedia
sepanjang tahun, bebas dari cemaran pathogen dan bahan kimia.
ü Tenaga
kerja
ü Berkompeten,
berdedikasi tinggi dan jumlah sesuai kebutuhan.
ü Kelayakan
fasilitas
·
Bangunan (kantor, laboratorium, ruang
mesin, bangsal panen, gudang pakan dan peralatan)
·
Sarana filtrasi, pengendapan dan bak
Tandon
·
Bak/kolam pemeliharaan induk
·
Prosedur ProduksiManajemen Induk
Tujuannya untuk menghasilkan benih ikan yang
bermutu. • Pemilihan Induk (umur dan ukuran siap pijah sesuai SNI, bebas
penyakit dan tidak cacat, induk unggul, ada kejelasan asal usul induk)
·
Karantina Induk (melakukan pengamatan
terhadap kondisi dan kesehatan induk yang berasal dari tempat lain)
·
Pemeliharaan induk (penanganan dan
pemeliharaan induk hares sesuai dengan persyaratan teknis)
·
Manajemen Benih
·
Pemeliharaan benih, kualitas air, pakan,
pengobatan dan monitoring kesehatan ikan dilakukan sesuai dengan persyaratan
teknis.
·
Manajemen Air
·
Panen, Pengemasan dan distribusi benih
2) Penerapan Biosecurity
Pengatur tata letak :
·
Pengaturan berdasarkan alur produksi
·
Pemagaran dan penyekatan
·
Penyimpanan
Pengaturan akses masuk ke lokasi
Sterilisasi wadah, peralatan dan ruangan
·
Desinfeksi wadah pemeliharaan
·
Desinfeksi peralatan dan sarana produksi
·
Sterilisasi ruangan produksi
Sanitasi lingkungan Pembenihan Pengolahan limbah
Pengaturan personil /karyawan
·
Pakaian dan perlengkapan kerja
3) Manajemen personil
Pimpinan unit /ketua kelompok
Pengendali mutu produksi Pelaksana Produksi Pelaksana Administrasi Pelaksana
Pemasaran
4)
Dokumen dan Rekaman
Proses pengumpulan, pengolahan dan
penyimpanan informasi Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk petunjuk baku
tentang operasional proses kerja Formulir untuk pendataan dan perekaman hasil
untuk menunjukan kesesuaian dari proses, produk dan persyaratan CPIB.
3. Teknik Budidaya Ikan
a.
Wadah
budidaya
Siapkan wadah
budidaya sesuai dengan jenis ikan yang akan dibudidayakan dan lokasi budidaya.
Wadah budidaya bisa berupa kolam, bak atau jaring apung/keramba jaring apung/tancap.
Lakukan persiapan wadah budidaya dengan cara pengeringan, pemupukan, pengecekan
saluran air, pemeriksaan kwalitas air dan sanitasi.
b.
Pemilihan
benih
Pilihlah benih
sesui ukuran untuk tujuan pembesaran. Cari benih yang bergerak aktif tandanya
benih tersebut berkualitas baik kondidi fisik yang normal serta kulit
ikan/sisik tidak gugus.
c.
Penebaran
benih
Hal yang perlu
diperhatikan saat penebaran benih adalah kepadatan pada tiap meter persegi
wadah. Kepadatan ini ditentukan oleh jenis ikan dan sistem budidaya pembesaran
yang dilakukan (ekstensif, semi intensif dan intensif). Penebaran benih harus
dilakukan dengan hati hati. Lakukan penebaran benih pada pagi atau sore hari.
Hal ini dilakukan agar benih yang ditebar tidak mengalami sress atau tingkat
kematian tinggi. Biarkan benih keluar dengan sendirinya atau dikeluarkan
pelan-pelan dari kemasan benih (plastik). Sebelumnya masukan air kolam ke dalam
plastik sedikt demi sedikit agar mudah beradaptasi dengan kondisi kolam
(aklimatisasi)
d.
Pola pemberian pakan
Pakan menetukan
keberhasilan budidaya pembesaran ikan konsumsi. Berdasarkan jenis pakan yang
digunakan, proses pembesar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a)
Pembesaran ikan secara
ekstensif yaitu teknik pembesaran ikan yang hanya mengandalkanpakan alami yang
terdapat dalam kolam budidaya.Pada pola pembesaran ini kesuburan perairan akan
sangat menentukan tumbuhnya pakan alami. Pembesaran dapat dilakukan pada kolam
tergenang dan disawah.
b)
Pembesaran ikan secara
semiintensif yaitu pembesaran ikan yang lebih mengutamakan pakan alami
yang terdapat pada kolam dan dengan tambahan pakan tambahan yang tidak lengkap
dari kandungan gizinya seperti dedak. Pembesaran dilakukan di kolam air tenang
c)
Pembesaran ikan secara intensif
yaitu teknik pembesaran ikan yang dalam proses
pemeliharaanya mengandalkan pakan buatan Pemberian
pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian dan cara pemberian
pakan. Berikan pakan sedikit demi sedikit agar pakan dapat dimakan habis
sebelum tenggelam ke dasar kolam. Gunakan pakan yang aman, hindari pemberian
pakan berupa bangkai karena kurang aman terhadap ikan dan dikhawatirkan
memberikan efek pada ikan yang akan dikonsumsi. Pakan diberikan sesuai
perkembangan ikan dimana ukuran pakan berupa pellet berbeda sesuai besarnya
ikan. Banyaknya pakan ditentukan dari bobot ikan secara keseluruhan atau pakan
diberikan sesuai target panen yang diinginkan. Untuk pembesaran kisaran 0.5-07
% dari target panen.
4. Cara Pengemasan Ikan
Ada 2 sistem pengemasan yang biasa
di lakukan untuk transportasi ikan hidup :
a.
Pengemasan Ikan Sistem Terbuka
Yaitu ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau
tempat yang media airnya masih dapat berhubungan dengan udara bebas.
Pengankutan system ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan
membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Terdapat kelebihan dan kekurangan
dari system ini. Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udara ke media
air masih dapat berlangsung, dapat dilakukan penambahan oksigen melalui
aerator, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan.
Sementara kekurangannya dapat membahayakan ikan dan tidak dapat dilakukan untuk
pengiriman menggunakan pesawat terbang. Sistem ini sangat cocok untuk
pengiriman ikan ukuran konsumsi.
b.
Pengemasan Ikan Sistem Tertutup
Yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan
tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media
tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutan
jarak jauh. Seperti halnya dengan system terbuka, pengemasan system tertutup
ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain media air
tahan terhadap guncangan selama pengangkutan, dapat dilakukan untuk
pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkan penataan dalam
pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain
adalah media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada
difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak
dapat dilakukan pergantian air, dan memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan
kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan.
c.
Pengangkutan Ikan Air Tawar
Baik ukuran benih maupun ukuran konsumsi atau dalam
kondisi mati segar atau kondisi hidup dapat dilakukan dengan pengangkutan
melalui darat, laut dan udara. Pengangkutan ikan yang berjarak jauh lebih aik bila
menggunakan jalur udara. Walaupun pesawat lebih mahal dari sarana angkutan
lainnya, tetapi waktu perjalanannya lebih singkat. Hanya saja, pengangkutan
ikan dengan pesawat lebih rumit dibandingkan dengan sarana transportasi darat
dan laut karena harus memenuhi beberapa persyaratan, misalnya kelengkapan
dokumen pengurusan dokumennya.
Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain;
Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain;
ü Jenis
ikan, ukuran ikan, dan kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana
pengangkutan.
ü Sistem
kemasan, kemasan dapat menggunakan system tertutup atau terbuka.
ü Jarak
tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan system
kemasan.
ü Suhu
harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal karena peningkatan pada waktu
pengangkutan dapat menyebabkan ikan stress. Untuk mempertahankan suhu,
sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10%
dari banyaknya air media angkutnya.
d.
Mengangkut Ikan Hidup Dengan Sekam
Ikan yang diangkut (biasanya ikan air tawar) disuruh
berpuasa, mensucikan diri dalam bak air mengalir. Jadi biar mengeluarkan isi
perut dulu sebanyak-banyaknya, sehingga kalau diangkut nanti tidak akan minta
permisi untuk pergi ke belakang lagi di tengah jalan. Kalau tidak ada air
mengalir, ya pakai air berhenti juga boleh, asal dialiri udara dengan aerator
seperti yang biasa dipakai untuk memelihara ikan hias di akuarium itu, agar
mereka tidak megap-megap karena sesak napas.
e.
Ikan dipingsankan
Proses pengosongan perut/puasa sudah dimulai sehari sebelum
keberangkatan rombongan. Esok harinya, pagi-pagi benar ikan-ikan yang sudah
“suci” bersih itu disuruh pingsan, dengan jalan dimasukkan ke dalam air es.
Jadi tidak akan meronta-ronta, menggelepar lagi sewaktu ditangani untuk
persiapan pengangkutan.
Sementara itu, disiapkan sekam padi yang sebelumnya juga sudah didinginkan dalam air es, dan ditiriskan air kelebihannya. Maksudnya agar suhunya bisa sama dinginnya dengan suhu ikan-ikan pingsan nanti. Jadi tidak akan menyerap dan menurunkan suhu dingin dari ikan-ikan yang sudah digarap.
Sementara itu, disiapkan sekam padi yang sebelumnya juga sudah didinginkan dalam air es, dan ditiriskan air kelebihannya. Maksudnya agar suhunya bisa sama dinginnya dengan suhu ikan-ikan pingsan nanti. Jadi tidak akan menyerap dan menurunkan suhu dingin dari ikan-ikan yang sudah digarap.
Setelah bergelimpangan pingsan semua, ikan-ikan
dibungkus satu per satu dengan kertas, agar insangnya tidak akan kemasukan
sekam padi ketika mereka disusun dalam kotak yang berisi sekam. Kotak
pengangkut ini terbuat dari seng nirkarat atau aluminium yang dinding gandanya
diberi bahan penyekat. Jadi suhu dalam ruangan kotak dapat tahan lama dingin
terus, selama diangkut. Kotak jadi bertugas sebagai semacan termos atau lemari
es mini untuk mempertahankan temperatur yang diangkut agar tetap dingin.
Bungkusan ikan disusun dalam kotak ini, yang
dasarnya diberi selapis tebal sekam padi dingin lembap yang sudah selesai
ditiriskan sebelumnya. Selesai disusun, deretan ikan dibekali hancuran es dalam
kantung plastik kecil tapi banyak, agar suhunya tetap dingin. Semuanya kemudian
ditimbuni selapis sekam padi dingin yang lembap lagi, sebelum ditumpuki deretan
ikan bungkus bersama kantung es lagi. Begitu seterusnya, ikan disusun
berselang-seling dengan lapisan tebal sekam padi.
Selesai pengisian, kotak ditutup rapat dan dapat diangkut dengan kendaraan bermotor ke tempat pedagang ikan eceran. Dibanting-banting juga tidak akan mengganggu ikan hidup yang sudah dibuat setengah mati itu.
Selesai pengisian, kotak ditutup rapat dan dapat diangkut dengan kendaraan bermotor ke tempat pedagang ikan eceran. Dibanting-banting juga tidak akan mengganggu ikan hidup yang sudah dibuat setengah mati itu.
Tiba di tempat tujuan, ikan perlu dibangunkan,
sebelum dapat dijajakan di pasar konsumen. Untuk itu perlu disediakan ember
plastik berisi air segar yang dialiri udara dari aerator.Pengaliran udara ini
perlu, agar air senantiasa bergolak, dan menggoyang-goyang ikan tidur nyenyak
supaya lekas siuman kembali. Baru sesudah tampak bugar, tidak loyo lagi, mereka
dipindah ke ember lain berisi air biasa yang segar, untuk dipajang di gerai los
pasar ikan.
Cara ini lebih simpel kelihatannya daripada cara
pengangkutan dengan air dalam tangki truk pengangkut, seperti yang sejauh ini
sudah biasa dilakukan. Tetapi yang menyebalkan ialah, membungkus ikan pingsan
itu satu per satu dalam lembaran kertas, kemudian menyusun bungkusan ikan
selapis demi selapis dalam kotak berisi sekam. Dalam taraf eksperimen yang
hanya menyangkut beberapa ekor ikan saja, cara itu boleh jadi tidak bermasalah.
Tetapi kalau sudah berskala komersial, dan menyangkut beberapa puluh ekor ikan,
berapa lama yang diperlukan untuk membungkus ikan itu satu per satu dengan
kertas? Perlu tenaga kerja terampil yang tidak sedikit untuk mengemas ikan
secepat-secepatnya jangan sampai waktu angkut jadi berkurang karena habis
terpakai untuk bungkus-bungkus.
BAB IIIMETODE KUNJUNGAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN
A. Waktu
Kunjungan
Hari/tanggal : Kamis, 2 November 2017
Pukul : 11.00 – 13.00 WITA
Tempat : Balai Pembenihan Ikan, Maros
B. Alat
Tempat pembenihan ikan dapat berupa kolam atau bak, keramba
dan kolam sawah (mina ikan). Wadah pemeliharaan di kolam, bak atau karamba
berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar, relatif luas, cukup
dalam, dan tertutup. Luas kolam menyesuaikan dengan tingkat kepadatan ikan yang
merupakan variable dari umur dan jumlah populasi, yaitu semakin besar ikan
semakin banyak populasinya, maka memerlukan kolam yang lebih luas.
Kedalaman kolam antara 100 - 150 cm dengan ketinggian muka
air antara 70 - 100 cm sesuai kebutuhan. Dasar kolam dibuat miring dari sisi
air masuk ke arah sisi air ke luar dengan kemiringan 0,51%. Ditengah kolam
dibuat saluran (caren) yang melebar mendekati pintu air ke luar untuk
penangkapan beníh (saat panen). Jika melakukan pembenihan di kolam, diperlukan
beberapa jenis kolam dengan peruntukan yang berbeda.
Secara
keseluruhan, unit pembenihan dinamai dengan Unit Kolam pembenihan (UKP) dengan
rincian kolam sebagai berikut :
ü Dua unit kolam induk untuk memberok
atau memisahkan ,antara ikan jantan dan betina sebelum dan sesudah perkawinan
(pemijahan).
ü Satu unit kolam pemijahan sebagai
tempat mengawinkan ikan jantan dengan betina.
ü Satu unit kolam pendederan I. Luas
kolam ini disesuaikan dengan slandar kepadatan populasi ikan. Kolam ini
berfungsi sebagai empat untuk membesarkan larva atau anak ikan yang baru ke
luar dari telur hingga anak ikan berukuran 3, 5, dan 8 cm gelondong kecil, per
kg terdiri atas 60 - 80 ekor anak ikan). Ikan dengan ukuran tersebut berada di
kolam pendederan I selama kurang lebih 1,5 - 2 bulan pemeliharaan. Kolam
pendederan I ini disekat menggunakan jaring atau hapa yang dapat digeser supaya
memudahkan pemisahan atara anak ikan yang baru ke luar dan telur dengan anak
ikan yang sudah sedikit besar (dikelompokkan per 5 - 10 hari pengambilan
berturut-turut) guna menghindari terjadinya kompetisi bahkannkanibalisme.
ü Satu unit kolam pendederan II. Kolam
ini berfungsi untuk membesarkan benih hingga ukura 8 - 12 cm (gelondong besar,
per kg terdiri atas < 60 ekor anak ikan). Kolam pendederan Il memerlukan
luas yang memadai. Biasanya, kolam pedederan II dibuat dengan meminjam kolam
atau sawah milik petani secara kerjasama.
Peralatan
yang diperlukan saat pembenihan dapat dipilah menurut tahap-tahap kegiatan
usaha sebagai berikut :
ü Pada tahap kegiatan pemijahan,
penetasan, dan pemeliharaan larva, diperlukan peralatan yang meliputi alat
pengukuran kualitas air dan thermometer. Selain tu, siapkan peralatan lapangan
seperti ember, baskom, gayung, selang plastik, saringan, plankton net, serok,
timbangan, aerasi, dan instalasinya.
ü Pada tahap kegiatan pendederan dan pemanenan diperlukan peralatan berupa thermometer, ember, baskom, saringan, serok, waring, cangkul, hapa penampung benih, dan timbangan. Pada tahap pengiriman benih diperlukan peralatan berupa plastik untuk pengemasan, oksigen, karet gelang, dan box atau kardus apabila diperlukan.
BAB IVPENUTUP TEKNIK PEMBENIHAN IKAN
A. Kesimpulan
Dalam teknik pembenihan ikan yang
baik ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
·
Persyaratan Pembenihan Ikan yang meliputi lokasi,
Bangunan (kantor, laboratorium, ruang mesin, bangsal panen, gudang pakan dan
peralatan), Sarana filtrasi, pengendapan dan bak Tandon Bak/kolam pemeliharaan
induk dan Prosedur ProduksiManajemen
Induk
·
Penerapan Biosecurity dimana adanya
pengatur tata letak yang meliputi Pengaturan berdasarkan alur produksi,
Pemagaran dan penyekatan dan Penyimpanan
·
Pengaturan akses masuk ke lokasi yang
meliouti Sterilisasi wadah, peralatan dan ruangan, Desinfeksi wadah
pemeliharaan, Desinfeksi peralatan dan sarana produksi
·
Sterilisasi ruangan produksi
Sanitasi lingkungan Pembenihan Pengolahan limbah
Pengaturan personil/karyawan, Pakaian dan perlengkapan kerja
·
Manajemen personil
·
Dokumen dan Rekaman
Proses
pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi Standar Prosedur Operasional
(SPO) untuk petunjuk baku tentang operasional proses kerja Formulir untuk
pendataan dan perekaman hasil untuk menunjukan kesesuaian dari proses, produk
dan persyaratan CPIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar