Baca | Download | Bagikan

Recent Post

    Recent Comment

    Kamis, 30 November 2017

    Makalah Paradigma Sehat

    Baca Juga

    Makalah Paradigma Sehat

    Makalah Paradigma Sehat

    BAB IPENDAHULUAN MAKALAH PARADIGMA SEHAT

    1. Latar belakang Makalah Paradigma Sehat
    Sebagian besar kejadian medical error merupakan kejadian yang dapat dicegah. Keberhasilan pencegahan terletak pada kemampuan sistem untuk mengidentifikasi potensi risiko, mengenali kejadian sedini mungkin dan menetapkan suatu mekanisme barrier. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko insiden keselamatan pasien (failure mode) pada proses pelayanan operasi, penyebab failure mode disetiap tahapan proses dan strategi pencegahannya di RS.
    Rumah sakit (RS) merupakan organisasi yang sangat berisiko untuk terjadinya medical error. Menekan angka medical error akan meningkatkan mutu dan mengurangi biaya perawatan di bidang pelayanan medis. Di Amerika Serikat setiap tahunnya hampir 100 ribu kematian di RS yang seharusnya dapat dicegah, menimbulkan kerugian mencapai $9 miliar per tahun. Meskipun belum ada data secara nasional, angka kejadian medical error di Indonesia diperkirakan cukup tinggi sejalan dengan semakin maraknya pemberitaan di media. Dari laporan insiden di RS yang diteliti, nampak lebih dari separuh termasuk dalam kategori kejadian yang tidak diinginkan (KTD), sebagian besar 75% kejadian di tahun 2010 dan 60% kejadian pada tahun 2011 adalah kasus bedah atau pasien dengan tindakan operasi. Sebagian besar KTD dapat dicegah. Keberhasilan pencegahan dan pendekatan sistem terletak pada kemampuan sistem untuk mengidentifikasi potensi risiko, mengenali kejadian sedini mungkin dan menetapkan suatu mekanisme barrier (penghambat). Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Health Care Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA), suatu metode untuk mengenali proses yang berisiko tinggi, penyebab kesalahan dan strategi untuk mencegah kesalahan tersebut secara sistematis.
    1. Rumusan masalah Makalah Paradigma Sehat

    Apa potensi risiko pada proses pelayanan operasi?
    Siapa yang menjadi akar masalah kegagalan pelayanan operasi?
    Mengapa Routine violations seringkali ditoleransi oleh organisasi (menjadi budaya)?
    Dimana subjek pelaksanaan surgical patient safety dilakukan ?
    Kapan seluruh operator berstatus dokter tamu yang hanya dapat menjalankan tugas di RS ini diluar jam kerja?
    Bagaimana solusi potensi risiko?

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA PARADIGMA SEHAT

    Tindakan operasi adalah tindakan yang multidisiplin, melibatkan berbagai keahlian dan pengalihanantarsistem di dalam RS yang kompleks. Kompleksitas ini menimbulkan risiko yang tinggi terhadap kejadian insiden keselamatan pasien. Berwick8 menemukan bahwa apabila proses hanya terdiri dari satu langkah maka kemungkinan salah adalah 1%. Apabila proses terdiri dari 25 langkah, maka kemungkinan salah meningkat menjadi 22%, dan apabila proses terdiri dari 100 langkah, maka kemungkinan salah dapat mencapai 63%. Untuk mengidentifikasi potensi risiko insiden failure mode pada proses pelayanan operasi maka perlu diketahui alur proses pelayanan pasien operasi yang diterapkan. Pada tahapan ini dikaji proses pelayanan pasien operasi di rawat inap dan di kamar operasi, mulai dari pengiriman ke kamar operasi hingga pasien kembali ke ruang rawat inap. Gambar 1 menunjukkan bahwa proses pelayanan operasi di RS ini dimulai dari pengiriman pasien dari rawat inap menuju kamar operasi oleh perawat rawat inap. Subproses selanjutnya serah terima pasien di ruang transit kamar operasi oleh perawat ruang rawat inap kepada petugas kamar operasi, sign in, time out, dan sign out. Observasi pasien di ruang pulih sadar/Recovery Room (RR) diakhiri dengan subproses pengembalian pasien dari RR ke perawat rawat inap dilakukan di ruang transit kamar operasi. Proses pelayanan operasi di RS ini terdiri dari tujuh subproses mulai dari persiapan pengiriman pasien dari ruang rawat inap sampai diserahterimakan ke rawat inap kembali. Dari seluruh subproses terdapat aktivitas yang berpotensi terjadi risiko. Semua potensi risiko diakibatkan tidak adanya pengecekan secara tertulis maupun verbal terhadap persiapan maupun tindakan yang akan dilakukan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Gawande et al9, yang menemukan 57 potensi kegagalan terkait dengan gagalnya komunikasi pada saat serah terima karena tidak mengikuti prosedur dan tidak melakukan pengecekan ulang. Kesalahan tersebut mengakibatkan risiko tertinggalnya kasa dan instrument pada saat operasi. Pada tahun 2011 Siagian10 meneliti tentang pelaksanaan surgical patient safety terhadap adverse events pasca operasi bedah digestif di instalasi bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian tersebut menyimpulkan pelaksanaan prosedur surgical patient safety pada semua tahapan sign in, time out, dan sign out tidak dilaksanakan secara lengkap. Pusat akademi kesehatan melakukan penelitian terhadap kepatuhan tim bedah dalam menjalankan prosedur keamanan terpadu yang diadopsi dari crew resources management (CRM) aviation. Dari tiga puluh tim bedah yang diobservasi, hanya 60% yang menjalankan prosedur keselamatan perioperatif.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar