Baca | Download | Bagikan

Recent Post

    Recent Comment

    Selasa, 17 Oktober 2017

    Sirosis Hati, Penyakit Pada Hati, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Hati

    Baca Juga

     

    PENYAKIT YANG ADA PADA SISTEM HATI

    1. HEPATITIS

    Pengertian Hepatitis

    Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

    Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).

    ETIOLOGI Hepatitis

    Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.

    • Hepatitis     virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E.
    • Hepatitis     non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau     kimia.

    PATOFISIOLOGI Hepatitis

    Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.

    Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice.

    Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati.

    CARA PENGOBATAN PENYAKIT HATI

    Hepatitis akut hanya memberi efek sedikit pada perjalanan penyakit. Pada permulaan penyakit. Secara tradisional dianjurkan diet rendah lemak, tinggi karbohidrat, yang ternyata paling cocok untuk selera pasien yang anoreksia. obat-obatan tambahan seperti vitamin, asam-amino dan obat lipotropik tak diperlukan. Obat kortikosteroid tidak mengubah derajat nekrosis sel hati, tidak mempercepat penyembuhan, ataupun mempertinggi imunisasi hepatitis viral.

    Hepatitis kronik tidak dianjurkan untuk istirahat di tempat tidur, aktivitas latihan kebugaran jasmani (physical fitness) dapat dilanjutkan secara bertahap. Tidak ada aturan diet tertentu tetapi alkohol dilarang. Sebelum pemberian terapi perlu dilakukan biopsi hati, adanya hepatitis kronik aktif berat merupakan petunjuk bahwa terapi harus segera diberikan. kasus dengan tingkat penularan tinggi harus dibedakan dari kasus pada stadium integrasi yang relatif noninfeksius; karena itu perlu diperiksa status HbeAg, antiHBe dan DNA VHB.

    Pada kasus hepatitis karena obat atau toksin dan idiosinkrasi metabolik dapat diberikan cholestyramine untuk mengatasi pruritus yang hebat. Terapi-terapi lainnya hanya bersifat suportif.

    2. HEMOKROMAATOSIS

    PENGERTIAN HEMOKROMAATOSIS

    Hemokromatosis adalah penyakit genetik yang menyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan yang kita konsumsi. Kelebihan zat besi akan disimpan dalam organ tubuh, terutama hati, jantung dan pankreas. Akibatnya, seseorang akan menderita kerusakan organ yang disebabkan oleh jumlah tinggi zat besi yang disimpan dalam tubuh. Kondisi tersebut juga mengakibatkan beberapa keluhan, seperti kanker, penyakit jantung, dan hati.

    3. SIROSIS


    PENGERTIAN  SIROSIS

    Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati diikuti dengan ploriferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati. Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar pada pasien yang berusia 45 – 46 tahun setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit kanker). Di seluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis hati merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang perawatan Bagian Penyakit Dalam. Perawatan di Rumah Sakit sebagian besar kasus terutama ditujukan untuk mengatasi berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti perdarahan saluran cerna bagian atas, koma peptikum, hepatorenal sindrom, dan asites, spontaneous bacterial peritonitis serta hepatosellular carcinoma.

    ETIOLOGI  SIROSIS

    Sirosis terjadi di hati sebagai respon terhadap cedera sel berulang dan reaksi peradangan yang di timbulkan. Penyebab sirosis antara lain adalah infeksi misalnya hepatitis dan obstruksi saluran empedu yang menyebabkan penimbunan empedu di kanalikulus dan ruptur kanalikulus, atau cedera hepatosit akibat toksin (Kelompok Diskusi Medikal Bedah Universitas Indonesia, tt).

    Penyebab lain dari sirosis hepatis, yaitu:
    1. Alkohol,Suatu penyebab yang paling umum dari sirosis, terutama di daerah     Barat. Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keteraturan mengonsumsi alkohol. Mengonsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang     tinggi dan kronis dapat melukai sel-sel hati. Alkohol menyebabkan     suatu jajaran dari penyakit-penyakit hati, yaitu dari hati  berlemak     yang sederhana dan tidak rumit (steatosis)    ke hati berlemak yang lebih serius dengan peradangan     (steatohepatitis atau alcoholic hepatitis), ke sirosis.
    2. Sirosis     kriptogenik, disebabkan oleh (penyebab-penyebab yang tidak teridentifikasi, misalnya untuk pencangkokan hati). Sirosis     kriptogenik dapat menyebabkan kerusakan hati yang progresif dan     menjurus pada sirosis, dan dapat pula menjurus pada kanker hati.
    3. Kelainan-kelainan genetik yang diturunkan/diwariskan berakibat pada akumulasi     unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada kerusakan jaringan dan sirosis. Contohnya akumulasi besi yang abnormal (hemochromatosis) atau tembaga (penyakit Wilson). Pada hemochromatosis, pasien mewarisi suatu kecenderungan untuk menyerap suatu jumlah besi yang berlebihan dari makanan.
    4. Primary Biliary Cirrhosis (PBC) adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan dari sistem imun yang ditemukan pada sebagian     besar wanita. Kelainan imunitas pada PBC menyebabkan peradangan dan     kerusakan yang kronis dari pembuluh-pembuluh kecil empedu dalam     hati. Pembuluh-pembuluh empedu adalah jalan-jalan dalam hati yang     dilalui empedu menuju ke usus. Empedu adalah suatu cairan yang     dihasilkan oleh hati yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus serta produk-produk     sisa, seperti pigmen bilirubin (bilirubin dihasilkan dengan mengurai/memecah hemoglobin dari sel-sel darah merah yang tua).
    5. Primary Sclerosing Cholangitis (PSC) adalah suatu penyakit yang tidak umum     yang seringkali ditemukan pada pasien dengan radang usus besar. Pada PSC, pembuluh-pembuluh empedu yang besar diluar hati menjadi     meradang, menyempit, dan terhalangi. Rintangan pada aliran empedu     menjurus pada infeksi-infeksi pembuluh-pembuluh empedu dan jaundice     (kulit yang menguning) dan akhirnya menyebabkan sirosis.
    6. Hepatitis Autoimun adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu     kelainan sistem imun yang ditemukan lebih umum pada wanita. Aktivitas imun yang abnormal pada hepatitis autoimun menyebabkan peradangan dan penghancuran sel-sel hati (hepatocytes)     yang progresif dan akhirnya menjurus pada sirosis.
    7. Bayi-bayi dapat dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu (biliary atresia) kekurangan enzim-enzim vital untuk mengontrol gula-gula yang menjurus pada akumulasi gula-gula dan sirosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang, ketidakhadiran dari suatu enzim spesifik dapat menyebabkan sirosis dan luka parut pada paru (kekurangan alpha 1 antitrypsin).
    8. Penyebab-penyebab     sirosis yang lebih tidak umum termasuk reaksi-reaksi yang tidak umum     pada beberapa obat-obatan dan paparan yang lama pada racun-racun, dan juga gagal jantung kronis (cardiac     cirrhosis). Pada bagian-bagian tertentu dari dunia (terutama Afrika bagian utara), infeksi hati dengan suatu parasit (schistosomiasis) adalah     penyebab yang paling umum dari penyakit hati dan sirosis (Kelompok Diskusi Medikal Bedah Universitas Indonesia, tt).

    PATOFISIOLOGI  SIROSIS

    Hati dapat terlukai oleh berbagai macam sebab dan kejadian. Kejadian tersebut dapat terjadi dalam waktu yang singkat atau dalam keadan yang kronis atau perlukaan hati yang terus menerus yang terjadi pada peminum alcohol aktif. Hal ini kemudian membauat hati merespon kerusakan sel tersebut dengan membentuk ekstraselular matriks yang mengandung kolagen, glikoprotein, dan proteoglikans, dimana sel yang berperan dalam proses pembentukan ini adalah sel stellata. Pada cedera yang akut sel stellata membentuk kembali ekstraselular matriks ini dimana akan memicu timbulnya jaringan parut disertai terbentuknya septa fibrosa difus dan nodul sel hati sehingga ditemukan pembengkakan pada hati (Sujono, 2002).

    Peningkatan deposisi kolagen pada perisinusoidal dan berkurangnya ukuran dari fenestra endotel hepatic menyebabkan kapilerisasi (ukuran pori seperti endotel kapiler) dari sinusoid. Sel stellata dalam memproduksi kolagen mengalami kontraksi yang cukup besar untuk menekan daerah perisinusoidal. Adanya kapilarisasi dan kontraktilitas sel stellata inilah yang menyebabkan penekanan pada banyak vena di hati sehingga mengganggu proses aliran darah ke sel hati dan pada akhirnya sel hati mati. Kematian hepatocytes dalam jumlah yang besar akan menyebabkan banyaknya fungsi hati yang rusak sehingga menyebabkan banyak gejala klinis. Kompresi dari vena pada hati akan menyebabkan hipertensi portal yang merupakan keadaan utama penyebab terjadinya manifestasi klinis (Sujono, 2002).

    Mekanisme primer penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi terhadap aliran darah melalui hati. Selain itu, biasanya terjadi peningkatan aliran arteria splangnikus. Kombinasi kedua factor ini yaitu menurunnya aliran keluar melalui vena hepatica dan meningkatnya aliran masuk bersama-sama yang menghasilkan beban berlebihan pada system portal. Pembebasan system portal ini merangsang timbulnya aliran kolateral guna menghindari obstruksi hepatic (variseses) (Sujono, 2002).

    Hipertensi portal ini mengakibatkan penurunan volume intravascular sehingga perfusi ginjal pun mneurun. Hal ini meningkatkan aktivitas plasma rennin sehingga aldosteron juga meningkat. Aldosteron berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit terutama natrium. Dengan peningkatan aldosteron maka terjadi retensi natrium yang pada akhirnya menyebabkan retensi cairan lama-lama menyebabkan asites dan juga edema (Sujono, 2002).
    Penjelasan diatas menunjukkan bahwa sirosis hepatis merupakan penyakit hati menahun yang ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul dimana terjadi pembengkakan hati. Patofisiologi sirosis hepatis sendiri dimulai dengan proses peradangan, lalu nekrosis hati yang meluas yang akhirnya menyebabkan pembentukan jaringan ikat yang disertai nodul (Sujono, 2002).


    CARA PENGOBATAN  SIROSIS

    Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :
    1. Simtomatis
    2. Supportif, yaitu :
    a. Istirahat yang cukup
    b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; misalnya : cukup kalori, protein   1gr/kgBB/hari dan vitamin
    c. Pengobatan berdasarkan etiologi
    Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi terapi bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah mendapatkan, pengobatan IFN seperti :
    a) kombinasi IFN dengan ribavirin
    b) terapi induksi IFN
    c) terapi dosis IFN tiap hari
    1)   Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan(1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan untukjangka waktu 24-48 minggu.
    2)   Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang  dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggudengan atau tanpa kombinasiRIB
    3)   Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati.
    3. Pengobatan yang spesifik dari sirosishati akan diberikan jika telah terjadi   komplikasi seperti ;
    1. Asites
    2. Spontaneous bacterial peritonitis
    3. Hepatorenal syndrome
    4. Ensefalophaty hepatic (Brunner & Suddarth, 2008).

    4. KANKER HATIPENGERTIAN  KANKER HATI

    a. Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya.
    b. Sinonim dari hepatoma adalah carcinoma hepatoselluler.
    c. Merupakan tomur ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya.laki :wanita 4-6: 1.
    d. Umur tergantung dari lokasi geografis. Terbanyak mengenai usia 50 tahun. Di Indonesia banyak dijumpai pada usia kurang dari 40 tahun bahkan dapat mengenai anak-anak.


    ETIOLOGI  KANKER HATI

    a. Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C
    b. Bahan-bahan Hepatokarsinogenik :
    Aflatoksin
    Alkohol
    Penggunaan steroid anabolic
    Penggunaan androgen yang berlebihan
    Bahan kontrasepsi oral
    Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis)

    PATOFISIOLOGI  KANKER HATI

    a. Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik.
    b. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak.
    c. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
    d. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumoryang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi.

    CARA PENGOBATAN  KANKER HATI

    Pengobatan tergantung dari saat diagnosa ditegakkan.
    1. Fase dini
    Dimana pembedahan adalah pilihan utama yaitu reseksi segmen atau lobus hati
    2. Pemberian kemoterapi secara infus
    3. Penyinaran

    5.ABSES HATI

    PENGERTIAN ABSES HATI

    Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati (Aru W Sudoyo, 2006).
    Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi di kulit, gusi, tulang, dan organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak, area yang terjadi abses berwarna merah dan menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat (Microsoft Encarta Reference Library, 2004)
    Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak akibat kerusakan jaringan, Hepar adalah hati (Dorland, 1996).
    Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi.

    ETIOLOGI ABSES HATI

    Infeksi terutama disebabkan oleh kuman gram negatif dan penyebab yang terbanyak adalah E.coli. Selain itu, penyebabnya juga adalah streptococcus faecalis, Proteus vulgaris, dan Salmonellla Typhi. Dapat pula bakteri anaerob seperti bakteroides, aerobakteria, akttinomesis, dan streptococcus anaerob. Untuk penetapannya perlu dilakukan biakan darah, pus, empedu, dan swab secara anaerob maupun aerob (Aru W Sudoyo, 2006).

    PATOFISIOLOGI ABSES HATI

    1.  Amoebiasis Hepar
    Amebiasis hati penyebab utamanya adalah entamoeba hystolitica. Hanya sebagian kecil individu yang terinfeksi E.hystolitica yang memberi gejala amebiasis invasif, sehingga ada dugaan ada 2 jenis E.hystolitica yaitu strain patogen dan non patogen. Bervariasinya virulensi berbagai strain E.hystolitica ini berbeda berdasarkan kemampuannya menimbulkan lesi pada hati. Patogenesis amebiasis hati belum dapat diketahi secara pasti. Ada beberapa mekanisme yang telah dikemukakan antara lain : faktor virulensi parasit yang menghasilkan toksin, ketidakseimbangan nutrisi, faktor resistensi parasit, imunodepresi pejamu, berubah-ubahnya antigen permukaan dan penurunan imunitas cell-mediated. (Arief Mansjoer, 2001)
    Secara singkat dapat dikemukakan 2 mekanisme : (Arief Mansjoer, 2001)
    a.  strain E.hystolitica ada yang patogen dan non patogen.
    b. secara genetik E.hystolitica dapat menyebabkan invasi tetapi    tergantung pada interaksi yang kompleks antara parasit dengan lingkungan saluran cerna terutama pada flora bakteri.
    Mekanisme terjadinya amebiasis hati:
    a.  penempelan E.hystolitica pada mukus usus.
    b.  pengerusakan sawar intestinal.
    c.  lisis sel epitel intestinal serta sel radang. Terjadinya supresi respons imun cell- mediated yand disebabkan enzim atau toksin parasit, juga dapat karena penyakit  tuberkulosis, malnutrisi, keganasan dll.
    Penyebaran ameba ke hati. Penyebaran ameba dari usus ke hati sebagian besar  melalui vena porta. Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis  dan infiltrasi granulomatosa. Lesi membesar, bersatu dan granuloma diganti dengan  jaringan nekrotik. Bagian nekrotik ini dikelilingi kapsul tipis seperti jaringan fibrosa.
    2.  Abses hati piogenik
    Abses hati piogenik dapat terjadi melalui infeksi yang berasal dari:
    a.  Vena porta yaitu infeksi pelvis atau gastrointestinal, bisa menyebabkan pielflebitis porta atau emboli septik.
    b. Saluran empedu merupakan sumber infeksi yang tersering. Kolangitis septik dapat menyebabkan penyumbatan saluran empedu seperti juga batu empedu, kanker, striktura saluran empedu ataupun anomali saluran empedu kongenital.
    c.  infeksi langsung seperti luka penetrasi, fokus septik berdekatan seperti abses perinefrik, kecelakaan lau lintas.
    d.    Septisemia atau bakterimia akibat infeksi di tempat lain.
    e.   Kriptogenik tanpa faktor predisposisi yang jelas, terutama pada organ lanjut usia.(Aru W Sudoyo, 2006).

    PENGOBATAN ABSES HATI

    1.  Aktivitas/istirahat, menunjukkan adanya kelemahan, kelelahan, terlalu lemah, latergi, penurunan massa otot/tonus.
    2.   Sirkulasi, menunjukkan adanya gagal jantung kronis, kanker, distritmia, bunyi jantung ekstra, distensi vena abdomen.
    3.   Eliminasi, Diare, Keringat pada malam hari menunjukkan adanya flatus, distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus, feses warna tanah liat, melena, urine gelap pekat.
    4.   Makanan/cairan, menunjukkan adanya anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/tidak dapat mencerna, mual/muntah, penurunan berat badan dan peningkatan cairan, edema, kulit kering, turgor buruk, ikterik.
    5.    Neurosensori, menunjukkan adanya perubahan mental, halusinasi, koma, bicara tidak jelas.
    6.   Nyeri/kenyamanan, menunjukkan adanya nyeri abdomen kuadran kanan atas, pruritas, sepsi perilaku berhati-hati/distraksi, focus pada diri sendiri.
    7.   Pernapasan, menunjukkan adanya dispnea, takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas tambahan, ekspansi paru terbatas, asites, hipoksia.
    8.   Keamanan, menunjukkan adanya pruritas, demam, ikterik, ekimosis, patekis, angioma spider, eritema.
    9.     Seksualitas, menunjukkan adanya gangguan menstruasi, impotent, atrofi testis.

    6. GANGGUAN BAWAAN PADA HATI

    PENGERTIAN GANGGUAN BAWAAN PADA HATI

    Fatty liver adalah gejala awal yang dapat menimbulkan masalah pada organ hati dan gangguan fungsi hati. Fatty liver merupakan pembengkakan hati yang disebabkan oleh adanya penimbunan lemak (Lipid) yang berlebihan di dalam sel-sel hati. Jika hati mengalami pembengkakan maka hati atau liver menjadi tidak berfungsi. Kemudian akan timbul gejala-gejala dari penyakit hati atau liver yang disebabkan oleh berbagai faktor penyebab.

    ETIOLOGI GANGGUAN BAWAAN PADA HATI

    1. Seseorang yang memiliki bobot tubuh yang berlebihan / kegemukan ( obesitas ).
    2. Menderita kencing manis (diabetes).
    3. Efek samping dari konsumsi minuman beralkohol dan bersoda.
    4. Efek samping dari obat-obatan kimia, seperti kortikosteroid, tetrasiklin, asam valproat, metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning.
    5. Seseorang yang kekurangan gizi atau akibat dari diet rendah protein.
    6. Akibat berlebihan mengkonsumsi vitamin A sehingga mengakibatkan tubuh mengalami keracunan vitamin A.
    7. Pasca operasi pada usus kecil yang sudah lama kemudian timbul kembali reaksi yang berlebihan pada usus kecil dan mengganggu fungsi hati.
    8. Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi).
    9. Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau homosistin.
    10. Kekurangan rantai-medium arildehidrogenase.
    11. Kekurangan kolesterol esterase.
    12. Penyakit penumpukan asam fitanik (penyakit Refsum).
    13. Abetalipoproteinemia.
    14. Sindroma Reye.
    15. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti: makanan yang menggunakan banyak santan, makanan pedas, gorengan dan makanan atau minuman yang banyak menggunakan bahan pengawet makanan.

    PATOFISIOLOGI GANGGUAN BAWAAN PADA HATI

    Pada fatty liver atau pembengkakan hati atau liver tidak menimbulkan gejala yang signifikan atau terlihat dan dirasakan secara pasti, namun apabila seseorang tidak mampu mengendalikan diri terhadap asupan makanan yang mengandung resiko tinggi terhadap gangguan fungsi hati, maka lambat laun seseorang yang teridentifikasi penyakit liver akan menunjukkan gejala yang dapat dilihat, seperti perubahan pada warna selaput mata yang putih menjadi kuning, perubahan pada warna urine menjadi kuning atu kecokelatan, sering mengalami nyeri terutama pada perut bagian atas, sering merasa mual ingin muntah, timbul bau mulut dan bau badan yang tidak sedap.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar