Baca Juga
Isolasi dan Identifikasi Alkaloid
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang kaya sumber alam terutama tumbuh-tumbuhan yang sangat beraneka ragam. Beberapa jenis tumbuhan digunakan sebagai ramuan obat yang penggunaanya didasarkan secara turun-temurun maka para peneliti kimia telah melakukan penyelidikan terhadap kandungan kimia tanaman tersebut. Ilmu yang mempelajari zat yang berkhasiat dalam tumbuhan meliputi identifikasi, isolasi serta penetapan kadarnya dikenal dengan ilmu fitokimia.
Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, teh dan racun.
Obat-obat yang pertama ditemukan secara kimia adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan sebagai obat-obatan dan sifatnya sebagai analgetik dan narkotik sudah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin. Selain itu, pada tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian dibidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Diantara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin dan Kolkhisin.
Menurut Cordell (1981), sebagian besar sumber alkaloid adalah tanaman berbunga (angiospermae). Kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid adalah liliaceae, solamae, solanace dan rubiacea. Karena alkaloid sebagai suatu kelompok senyawa yang terdapat sebagian besar pada tanaman berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada sistematika aturan tanaman. Kelompok tertentu alkaloid dihubungkan dengan famili tanaman tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar