Baca Juga
Faktor Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit kardiovaskuler yang banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit ini menyerang pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung (arteri koroner) sehingga terjadi penyempitan pada arteri koroner. Penyempitan arteri koroner akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya (Maman Suprianto, 2008).
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di Dunia. Di mana penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke menyebabkan 150.000 kematian setiap tahun. Selain merokok, faktor risiko utama kardiovaskular adalah kolesterol, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, dan semua yang berhubungan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji.
Kematian di dunia akibat penyakit jantung koroner pada tahun 2012, laki-laki sebanyak (1800 per 100.000 populasi) dan perempuan (3500 per 100.000 populasi) kematian akibat penyakit jantung koroner, dilihat dari umur kematian lebih tinggi pada umur 75-84 tahun sebanyak (2680 per 100.000 populasi) kematian akibat penyakit jantung koroner (Martin O’ Flaherty, 2012).
Data Riskesdas (2013), penyakit jantung koroner meningkat seiring dengan bertambahnya umur, Penyakit Jantung Koroner (PJK) tertinggi terdapat pada umur 65-74 yaitu (2,0%), hal ini di sebabkan karena semakin bertambahnya umur maka terjadi perubahan secara alami pada jantung, dan berdasarkan jenis kelamin penderita Penyakit Jantung Koroenr (PJK) pada perempuan lebih tinggi dari laki-laki yaitu (0,5%), hal ini disebabkan karena faktor hormonal, yaitu sebelum perempuan mengalami monopaus, perempuan relative terlindungi dari penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen, namun setelah monopaus kadar estrogenya menurun, penyakit jantung koroner berdasarkan Provinisi di Indonesia tertinggi pada Provinsi Sulawesi tengah yaitu 0,8% (Riskesdas, 2013).
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Prevalensi Penyaki Jantung Koroner (PJK) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 1,5%, sedangkan di Jawa Timur sebesar 1,3% sedangkan di Sulawesi Selatan sebanyak 0,3%. Jumlah kasus PJK di Kabupaten Bondowoso yang dilaporkan mengalami peningkatan, tercatat tahun 2012 terdapat 235 kasus (0,45 per 1.000 penduduk) dan tahun 2013 meningkat menjadi 558 kasus (0,75 per 1.000 penduduk) (Silvana Pravitasai, 2013).
Penelitian Hermansyah (2009) di Rumah Sakit Labuang Baji dan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Berdasarkan kelompok umur, penderita PJK sebagian besar adalah yang berumur 50-59 tahun dan umur ≥70 tahun (46,7%), sedangkan yang tidak menderita PJK sebagian besar berumur <40 tahun (78,6%). Laki-laki lebih banyak yang menderita Penyakit jantung Koroner (PJK) (48,6%) (Hermansyah, 2009).
Penelitian Martiem (2003), prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) dengan obesitas pada laki-laki (12,5%) dan perempuan (22,5%) hal ini disebabkan karena semakin tinggi nilai IMT maka kadar kolesterol total akan semakin meningkat. Rokok juga merupakan faktor utama terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK), dari hasil penelitian Maman Supriono (2008), merokok berisiko 2,4 kali terkena penyakit jantung koroner yaitu sebanyak (63,5%) kasus. Penyakit jantung koroner (PJK) dengan hipertensi sebanyak (52,5%) sehingga berisiko 1,0 terkena Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Mamat Supriyono, 2008).
Data Penyakit Jantung Koroner (PJK) di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2012 sebanyak 72 kasus, pada tahun 2013 meningkat menjadi 171 kasus, dan pada tahun 2014 penderita penyakit jantung koroner menjadi 81 kasus namun kematian akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 6 kematian. Kematian akibat jantung koroner di RSUD Labuang Baji Makassar selama tiga tahun terakhir sebanyak 12 kematian, dan kunjungan pasien di Ruang Rawat Inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2015 sebanyak 346 pasien dan 56 adalah kasus Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar