Baca Juga
Pengaruh Bahasa Indonesia terhadap Bahasa Bugis
Budaya terbagi atas 3,salah satunya yaitu budaya ide.Budaya ide adalah ungkapan – ungkapan cerdas yang diwariskan oleh leluhur Bugis-Makassar yang menandakan tingkat kecerdasan verbal.
Orang Bugis memiliki kebudayaan yang baik.Hal ini tercermin dari kecerdasan yang dimiliki.Manusia bagi orang bugis disebut tau. Bahkan mereka dapat membagi /mengklasifikasikan tau menjadi 3,yakni :
- Tau tongeng.yaitu,insan kamil (manusia yang paling paripurna/manusia seutuhnya).
- Mereka memiliki sifat taro ada,taro tau (berucap dan berbuat sesuai ucapan)
- Tau bawang.yaitu,manusia badan (manusia yang tidak berhati) dalam bahasa kasar biasa dikatakan manusia asu atau manusia yang tidak memiliki sifat manusia,tidak tahu untuk apa hidup,darimana berasal dan untuk apa hidup.
- Tau-tau.yaitu, manusia yang hanya ditakuti burung pipit (orang-orang sawah),mereka seperti boneka (tidak memiliki roh).
Ketiga istilah tersebut disebut rupa tau.
Istilah tau menjadi bukti bahwa orang Bugis telah membuat klasifikasi tentang dirinya. Mereka berfilsafat sambil mengatakan “seddimi tau (manusia hanya satu)”. Menurut mereka ,manusia hanya satu ,yang banyak adalah orang. Demikian pula dalam bahasa indonesia,manusia dan orang itu berbeda,yang banyak bukanlah manusia tetapi orang.
Manusia menjangkau kebudayaan primitif. Dalam hal ini, manusia adalah makhluk terbaik yang diberi kehidupan alam semesta.
Manusia memiliki 3 dimensi hubungan :
Hubungan manusia dengan pencipta
Bagaimana manusia itu,adakah dia memiliki kekuatan gaib (kekuatan lebih) melebihi kekuatannya sendiri.
Manusia mencari Tuhan,manusia menyadari dirinya.Bukan manusia jika tidak mencari Tuhan.Manusia menyadari bahwa ada yang memiliki kekuatan lebih yaitu pencipta.itulah mengapa manusia mencari Tuhan.Dalam hal ini,manusia bergerak dari politisme ke monoteisme.
Orang Bugis menyebut Tuhan dengan sebutan E Puang.Orang Bugis mengenal Dewata Sewwa.sewwa berarti satu .Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah monoteis.Tetapi,mendatangi kuburan dan sebagainya menunjukkan sisa –sisa politisme.
Hubungan manusia dengan Manusia
Bagaimana manusia memiliki hubungan dengan manusia,hubungan apa,manusia melihat sesamanya manusia sebagai apa?
Dalam filsafat lama ada ungkapan “homo hominipilupus’’ ,manusia melihat sesamanya seperti serigala.Ungkapan ini sama maknanya dengan “injit-injit semut”,siapa kuat itu yang diatas.Namun ,orang Bugis menggunakan istilah :
- Sibelli perri. Artinya, sama-sama susah
- Sisaro mase.Artinya,saling menyayangi.
Yang paling primitif dalam hubungan ini adalah politisme,yang kedua homohominipilipus,dan yang paling ideal adalah hubungan dakwa.
3. Hubungan antara manusia dan alam semesta.
Bagaimana manusia melihat alam?Contoh :
- Batu
Bagaimana dia memiliki presefsi terhadap batu?
Mungkin ada yang menggunakan cincin batu sebagai status sosial.
Adapula yang mengatakan ,kau sekedar batu (HajraTul Aswad)
- Sungai
Bagaimana manusia melihat sungai?
Idealisme yang paling tinggi adalah monoteisme,kedua homo homenilipus,dan yang ketiga Hajra Tul Aswad .
- Gunung
Bagaimana presefsi manusia terhadap gunung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar