Baca | Download | Bagikan

Recent Post

    Recent Comment

    Selasa, 02 Januari 2018

    TEKNIK PEMBENIHAN IKAN

    Baca Juga

    TEKNIK PEMBENIHAN IKAN

    LAPORAN
    FIELDTRIPTEKNIK PEMBENIHAN IKAN

    BAB I 

    PENDAHULUAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN

    A.    Latar Belakang
    Pembenihan adalah salah satu bentuk unit pengembangan budidaya ikan. Pembenihan ini merupakan salah satu titik awal untuk memulai  budidaya. Ikan yang akan dibudidayakan harus dapat tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas produksi budidaya dapat berkelanjutan. Untuk dapat menghasilkan benih yang bermutu dalam jumlah yang memadai dan waktu yang tepat mesti diimbangi dengan pengoptimalan penanganan induk dan larva yang dihasilkan melalui pembenihan yang baik dan berkualitas. Pembenihan dengan ikut campur tangan manusia atau fertilisasi buatan sudah dapat dilakukan pada berbagai jenis ikan, khususnya bagi ikan yang penjualannya tinggi di pasaran diantaranya  komoditas ikan air tawar seperti lele, nila, gurami dan lain-lain.
    B.     Tujuan
    1.      Untuk mengetahui teknik membudidaya ikan yang baik.
    2.      Untuk mengetahui cara pembenihan ikan yang  baik
    3.      Untuk mengetahui cara pengemasan ikan dengan baik

    C.     Manfaat
    Manfaat dari fieltrip ini yakni dapat menambah wawasan mahasiswa secara langsung mengenai teknik pembenihan ikan dan keterampilan melakukannya sehingga nantinya dapat diaplikasikan secara langsung dalam prakteknya ke depan.

    BAB IIPEMBAHASAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN

    1.      Tinjauan Pustaka
    Identifikasi dan taksonomi ikan nila
    Kingdom         : Animalia
    Phylum            : Chordata
    Class                : Actinopterygii
    Ordo                : Chpriniformes
    Famili              : Chyprinidae
    Genus              : Carassius
    Spesies            : Carassius auratus
    Tubuh ikan ini berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin tidak jelas pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan ketika musim berbiak. Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, baru dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, disamping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh (Anonim,2011).
    2.      Teknik Pembenihan Ikan
    Yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB)
    1)      Persyaratan Pembenihan Ikan
    ·         Lokasi
    ü  Mudah dijangkau, tersedia sarana dan prasarana penunjang, bebas banjir, terhindar dari polusi, memiliki sarana pengolahan dan sterilisasi air.
    ü  Sumber air
    ü  Kualitas air layak untuk kebutuhan hidup dan pertumbuhan ikan, sumber air tersedia sepanjang tahun, bebas dari cemaran pathogen dan bahan kimia.
    ü  Tenaga kerja
    ü  Berkompeten, berdedikasi tinggi dan jumlah sesuai kebutuhan.
    ü  Kelayakan fasilitas
    ·         Bangunan (kantor, laboratorium, ruang mesin, bangsal panen, gudang pakan dan peralatan)
    ·         Sarana filtrasi, pengendapan dan bak Tandon
    ·          Bak/kolam pemeliharaan induk
    ·         Prosedur ProduksiManajemen Induk
    Tujuannya untuk menghasilkan benih ikan yang bermutu. • Pemilihan Induk (umur dan ukuran siap pijah sesuai SNI, bebas penyakit dan tidak cacat, induk unggul, ada kejelasan asal usul induk)
    ·         Karantina Induk (melakukan pengamatan terhadap kondisi dan kesehatan induk yang berasal dari tempat lain)
    ·         Pemeliharaan induk (penanganan dan pemeliharaan induk hares sesuai dengan persyaratan teknis)
    ·         Manajemen Benih
    ·         Pemeliharaan benih, kualitas air, pakan, pengobatan dan monitoring kesehatan ikan dilakukan sesuai dengan persyaratan teknis.
    ·         Manajemen Air
    ·         Panen, Pengemasan dan distribusi benih

    2)      Penerapan Biosecurity
    Pengatur tata letak :
    ·         Pengaturan berdasarkan alur produksi
    ·         Pemagaran dan penyekatan
    ·         Penyimpanan
    Pengaturan akses masuk ke lokasi
    Sterilisasi wadah, peralatan dan ruangan
    ·         Desinfeksi wadah pemeliharaan
    ·          Desinfeksi peralatan dan sarana produksi
    ·         Sterilisasi ruangan produksi
    Sanitasi lingkungan Pembenihan Pengolahan limbah Pengaturan personil /karyawan
    ·         Pakaian dan perlengkapan kerja

    3)      Manajemen personil
    Pimpinan unit /ketua kelompok Pengendali mutu produksi Pelaksana Produksi Pelaksana Administrasi Pelaksana Pemasaran

    4)      Dokumen dan Rekaman
    Proses pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk petunjuk baku tentang operasional proses kerja Formulir untuk pendataan dan perekaman hasil untuk menunjukan kesesuaian dari proses, produk dan persyaratan CPIB. 

    3.      Teknik Budidaya Ikan

    a.       Wadah budidaya
    Siapkan wadah budidaya sesuai dengan jenis ikan yang akan dibudidayakan dan lokasi budidaya. Wadah budidaya bisa berupa kolam, bak atau jaring apung/keramba jaring apung/tancap. Lakukan persiapan wadah budidaya dengan cara pengeringan, pemupukan, pengecekan saluran air, pemeriksaan kwalitas air dan sanitasi.
    b.      Pemilihan benih
    Pilihlah benih sesui ukuran untuk tujuan pembesaran. Cari benih yang bergerak aktif tandanya benih tersebut berkualitas baik kondidi fisik yang normal serta kulit ikan/sisik tidak gugus.

    c.       Penebaran benih
    Hal yang perlu diperhatikan saat penebaran benih adalah kepadatan pada tiap meter persegi wadah. Kepadatan ini ditentukan oleh jenis ikan dan sistem budidaya pembesaran yang dilakukan (ekstensif, semi intensif dan intensif). Penebaran benih harus dilakukan dengan hati hati. Lakukan penebaran benih pada pagi atau sore hari. Hal ini dilakukan agar benih yang ditebar tidak mengalami sress atau tingkat kematian tinggi. Biarkan benih keluar dengan sendirinya atau dikeluarkan pelan-pelan dari kemasan benih (plastik). Sebelumnya masukan air kolam ke dalam plastik sedikt demi sedikit agar mudah beradaptasi dengan kondisi kolam (aklimatisasi)
    d.      Pola pemberian pakan
    Pakan menetukan keberhasilan budidaya pembesaran ikan konsumsi. Berdasarkan jenis pakan yang digunakan, proses pembesar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
    a)     Pembesaran ikan secara ekstensif yaitu teknik pembesaran ikan yang hanya mengandalkanpakan alami yang terdapat dalam kolam budidaya.Pada pola pembesaran ini kesuburan perairan akan sangat menentukan tumbuhnya pakan alami. Pembesaran dapat dilakukan pada kolam tergenang dan disawah.
    b)    Pembesaran ikan secara semiintensif yaitu  pembesaran ikan yang lebih mengutamakan pakan alami yang terdapat pada kolam dan dengan tambahan pakan tambahan yang tidak lengkap dari kandungan gizinya seperti dedak. Pembesaran dilakukan di kolam air tenang
    c)      Pembesaran ikan secara intensif yaitu teknik pembesaran ikan yang dalam proses pemeliharaanya mengandalkan pakan buatan Pemberian pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian dan cara pemberian pakan. Berikan pakan sedikit demi sedikit agar pakan dapat dimakan habis sebelum tenggelam ke dasar kolam. Gunakan pakan yang aman, hindari pemberian pakan berupa bangkai karena kurang aman terhadap ikan dan dikhawatirkan memberikan efek pada ikan yang akan dikonsumsi. Pakan diberikan sesuai perkembangan ikan dimana ukuran pakan berupa pellet berbeda sesuai besarnya ikan. Banyaknya pakan ditentukan dari bobot ikan secara keseluruhan atau pakan diberikan sesuai target panen yang diinginkan. Untuk pembesaran kisaran 0.5-07 % dari target panen.

    4.      Cara Pengemasan Ikan

    Ada 2 sistem pengemasan yang biasa di lakukan untuk transportasi ikan hidup :
    a.      Pengemasan Ikan Sistem Terbuka
    Yaitu ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnya masih dapat berhubungan dengan udara bebas. Pengankutan system ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari system ini. Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung, dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan. Sementara kekurangannya dapat membahayakan ikan dan tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang. Sistem ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi.
    b.      Pengemasan Ikan Sistem Tertutup
    Yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh. Seperti halnya dengan system terbuka, pengemasan system tertutup ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan pergantian air, dan memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan.
    c.       Pengangkutan Ikan Air Tawar
    Baik ukuran benih maupun ukuran konsumsi atau dalam kondisi mati segar atau kondisi hidup dapat dilakukan dengan pengangkutan melalui darat, laut dan udara. Pengangkutan ikan yang berjarak jauh lebih aik bila menggunakan jalur udara. Walaupun pesawat lebih mahal dari sarana angkutan lainnya, tetapi waktu perjalanannya lebih singkat. Hanya saja, pengangkutan ikan dengan pesawat lebih rumit dibandingkan dengan sarana transportasi darat dan laut karena harus memenuhi beberapa persyaratan, misalnya kelengkapan dokumen pengurusan dokumennya.
    Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain;
    ü  Jenis ikan, ukuran ikan, dan kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan.
    ü  Sistem kemasan, kemasan dapat menggunakan system tertutup atau terbuka.
    ü  Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan system kemasan.
    ü  Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal karena peningkatan pada waktu pengangkutan dapat menyebabkan ikan stress. Untuk mempertahankan suhu, sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10% dari banyaknya air media angkutnya.
    d.      Mengangkut Ikan Hidup Dengan Sekam
    Ikan yang diangkut (biasanya ikan air tawar) disuruh berpuasa, mensucikan diri dalam bak air mengalir. Jadi biar mengeluarkan isi perut dulu sebanyak-banyaknya, sehingga kalau diangkut nanti tidak akan minta permisi untuk pergi ke belakang lagi di tengah jalan. Kalau tidak ada air mengalir, ya pakai air berhenti juga boleh, asal dialiri udara dengan aerator seperti yang biasa dipakai untuk memelihara ikan hias di akuarium itu, agar mereka tidak megap-megap karena sesak napas.
    e.      Ikan dipingsankan
    Proses pengosongan perut/puasa sudah dimulai sehari sebelum keberangkatan rombongan. Esok harinya, pagi-pagi benar ikan-ikan yang sudah “suci” bersih itu disuruh pingsan, dengan jalan dimasukkan ke dalam air es. Jadi tidak akan meronta-ronta, menggelepar lagi sewaktu ditangani untuk persiapan pengangkutan.
    Sementara itu, disiapkan sekam padi yang sebelumnya juga sudah didinginkan dalam air es, dan ditiriskan air kelebihannya. Maksudnya agar suhunya bisa sama dinginnya dengan suhu ikan-ikan pingsan nanti. Jadi tidak akan menyerap dan menurunkan suhu dingin dari ikan-ikan yang sudah digarap.
    Setelah bergelimpangan pingsan semua, ikan-ikan dibungkus satu per satu dengan kertas, agar insangnya tidak akan kemasukan sekam padi ketika mereka disusun dalam kotak yang berisi sekam. Kotak pengangkut ini terbuat dari seng nirkarat atau aluminium yang dinding gandanya diberi bahan penyekat. Jadi suhu dalam ruangan kotak dapat tahan lama dingin terus, selama diangkut. Kotak jadi bertugas sebagai semacan termos atau lemari es mini untuk mempertahankan temperatur yang diangkut agar tetap dingin.
    Bungkusan ikan disusun dalam kotak ini, yang dasarnya diberi selapis tebal sekam padi dingin lembap yang sudah selesai ditiriskan sebelumnya. Selesai disusun, deretan ikan dibekali hancuran es dalam kantung plastik kecil tapi banyak, agar suhunya tetap dingin. Semuanya kemudian ditimbuni selapis sekam padi dingin yang lembap lagi, sebelum ditumpuki deretan ikan bungkus bersama kantung es lagi. Begitu seterusnya, ikan disusun berselang-seling dengan lapisan tebal sekam padi.
    Selesai pengisian, kotak ditutup rapat dan dapat diangkut dengan kendaraan bermotor ke tempat pedagang ikan eceran. Dibanting-banting juga tidak akan mengganggu ikan hidup yang sudah dibuat setengah mati itu.
    Tiba di tempat tujuan, ikan perlu dibangunkan, sebelum dapat dijajakan di pasar konsumen. Untuk itu perlu disediakan ember plastik berisi air segar yang dialiri udara dari aerator.Pengaliran udara ini perlu, agar air senantiasa bergolak, dan menggoyang-goyang ikan tidur nyenyak supaya lekas siuman kembali. Baru sesudah tampak bugar, tidak loyo lagi, mereka dipindah ke ember lain berisi air biasa yang segar, untuk dipajang di gerai los pasar ikan.
    Cara ini lebih simpel kelihatannya daripada cara pengangkutan dengan air dalam tangki truk pengangkut, seperti yang sejauh ini sudah biasa dilakukan. Tetapi yang menyebalkan ialah, membungkus ikan pingsan itu satu per satu dalam lembaran kertas, kemudian menyusun bungkusan ikan selapis demi selapis dalam kotak berisi sekam. Dalam taraf eksperimen yang hanya menyangkut beberapa ekor ikan saja, cara itu boleh jadi tidak bermasalah. Tetapi kalau sudah berskala komersial, dan menyangkut beberapa puluh ekor ikan, berapa lama yang diperlukan untuk membungkus ikan itu satu per satu dengan kertas? Perlu tenaga kerja terampil yang tidak sedikit untuk mengemas ikan secepat-secepatnya jangan sampai waktu angkut jadi berkurang karena habis terpakai untuk bungkus-bungkus.

    BAB IIIMETODE KUNJUNGAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN

    A.    Waktu Kunjungan
    Hari/tanggal     : Kamis, 2 November 2017
    Pukul                  : 11.00 – 13.00 WITA
    Tempat             : Balai Pembenihan Ikan, Maros
    B.     Alat
    Tempat pembenihan ikan dapat berupa kolam atau bak, keramba dan kolam sawah (mina ikan). Wadah pemeliharaan di kolam, bak atau karamba berbentuk empat persegi panjang atau  bujur sangkar, relatif luas, cukup dalam, dan tertutup. Luas kolam menyesuaikan dengan tingkat kepadatan ikan yang merupakan variable dari umur dan jumlah populasi, yaitu semakin besar ikan semakin banyak populasinya, maka memerlukan kolam yang lebih luas.
    Kedalaman kolam antara 100 - 150 cm dengan ketinggian muka air antara 70 - 100 cm sesuai kebutuhan. Dasar kolam dibuat miring dari sisi air masuk ke arah sisi air ke luar dengan kemiringan 0,51%. Ditengah kolam dibuat saluran (caren) yang melebar mendekati pintu air ke luar untuk penangkapan beníh (saat panen). Jika melakukan pembenihan di kolam, diperlukan beberapa jenis kolam dengan peruntukan yang berbeda.
    Secara keseluruhan, unit pembenihan dinamai dengan Unit Kolam pembenihan (UKP) dengan rincian kolam sebagai berikut :
    ü  Dua unit kolam induk untuk memberok atau memisahkan ,antara ikan jantan dan betina sebelum dan sesudah perkawinan (pemijahan). 
    ü  Satu unit kolam pemijahan sebagai tempat mengawinkan ikan jantan dengan betina. 
    ü  Satu unit kolam pendederan I. Luas kolam ini disesuaikan dengan slandar kepadatan populasi ikan. Kolam ini berfungsi sebagai empat untuk membesarkan larva atau anak ikan yang baru ke luar dari telur hingga anak ikan berukuran 3, 5, dan 8 cm gelondong kecil, per kg terdiri atas 60 - 80 ekor anak ikan). Ikan dengan ukuran tersebut berada di kolam pendederan I selama kurang lebih 1,5 - 2 bulan pemeliharaan. Kolam pendederan I ini disekat menggunakan jaring atau hapa yang dapat digeser supaya memudahkan pemisahan atara anak ikan yang baru ke luar dan telur dengan anak ikan yang sudah sedikit besar (dikelompokkan per 5 - 10 hari pengambilan berturut-turut) guna menghindari terjadinya kompetisi bahkannkanibalisme.
    ü  Satu unit kolam pendederan II. Kolam ini berfungsi untuk membesarkan benih hingga ukura 8 - 12 cm (gelondong besar, per kg terdiri atas < 60 ekor anak ikan). Kolam pendederan Il memerlukan luas yang memadai. Biasanya, kolam pedederan II dibuat dengan meminjam kolam atau sawah milik petani secara kerjasama.
    Peralatan yang diperlukan saat pembenihan dapat dipilah menurut tahap-tahap kegiatan usaha sebagai berikut : 
    ü  Pada tahap kegiatan pemijahan, penetasan, dan pemeliharaan larva, diperlukan peralatan yang meliputi alat pengukuran kualitas air dan thermometer. Selain tu, siapkan peralatan lapangan seperti ember, baskom, gayung, selang plastik, saringan, plankton net, serok, timbangan, aerasi, dan instalasinya.

    ü  Pada tahap kegiatan pendederan dan pemanenan diperlukan peralatan berupa thermometer, ember, baskom, saringan, serok, waring, cangkul, hapa penampung benih, dan timbangan. Pada tahap pengiriman benih diperlukan peralatan berupa plastik untuk pengemasan, oksigen, karet gelang, dan box atau kardus apabila diperlukan.


    BAB IVPENUTUP TEKNIK PEMBENIHAN IKAN

    A.    Kesimpulan
    Dalam teknik pembenihan ikan yang baik ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
    ·         Persyaratan Pembenihan Ikan yang meliputi lokasi, Bangunan (kantor, laboratorium, ruang mesin, bangsal panen, gudang pakan dan peralatan), Sarana filtrasi, pengendapan dan bak Tandon Bak/kolam pemeliharaan induk dan Prosedur ProduksiManajemen Induk
    ·         Penerapan Biosecurity dimana adanya pengatur tata letak yang meliputi Pengaturan berdasarkan alur produksi, Pemagaran dan penyekatan dan Penyimpanan
    ·         Pengaturan akses masuk ke lokasi yang meliouti Sterilisasi wadah, peralatan dan ruangan, Desinfeksi wadah pemeliharaan, Desinfeksi peralatan dan sarana produksi
    ·         Sterilisasi ruangan produksi
    Sanitasi lingkungan Pembenihan Pengolahan limbah Pengaturan personil/karyawan, Pakaian dan perlengkapan kerja
    ·         Manajemen personil
    ·         Dokumen dan Rekaman
    Proses pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk petunjuk baku tentang operasional proses kerja Formulir untuk pendataan dan perekaman hasil untuk menunjukan kesesuaian dari proses, produk dan persyaratan CPIB.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar