Baca | Download | Bagikan

Recent Post

    Recent Comment

    Kamis, 11 Januari 2018

    MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)

    Baca Juga

    Makalah Bahasa Indonesia Kalimat 

    MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)

    BAB 1  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT) 

    PENDAHULUAN  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)

    1.1  LATAR  BELAKANG  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)
    Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting, yaitu sebagai  bahasa  nasional dan bahasa negara. Di samping Bahasa Indonesia terdapat juga bahasa daerah yang tersebar diseluruh pelosok  tanah  air. Akibatnya, banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sekaligus bahasa daerah sebagai alat komunikasin sehari-hari.
      Di Indonesia, kontak bahasa mengakibatkan penggunaaan bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh elemen bahasa daerah, begitu pula seabaliknya. Sebagai contoh , dimasyarakat penutur bahasa  Jawa  maka penggunaan bahasa Indonesia akan dipengaruhi oleh unsur-unsur bahasa Jawa. Soejarw  (1988: 56), menyebutkan bahwa persentuhan bahasa Indonesia dengan  bahasa Jawa telah berlangsung lebih lama dib andingkan persetuhan bahasa Indonesia dengan daerah lain, yaitu sejak  bahasa Indonesia masih dikenal sebagai bahasa Melayu. Sebagai akibat adanya kontak bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah, tidak menutup kemungkina secara tidak disadari  kata-kata dari bahasa daerah masuk kedalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya.
    Kedwibahasaan dapat terjadi pada setiap masyarakat yang mengenal dua bahasa. Tidak dapat dipungkiri  apabila bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua yang dikuasai dalam bahasa Indonesia setelah bahasa daerah. Pemilihan dan pemilikan Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional kita akan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan antara suku bangsa  yang ada di Kawasan Nusantara ini untuk mengenyahkan penjajah, baik yang datangnya dari dunia Barat maupun dari  Timur. Tetapi dalam perkembangan bahasa Indonesia selanjutnya, pemilikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah menimbulkan akibat-akibat sampingan yang kurang menguntungkan bagi perkembangn dan pemakaian bahasa itu sendiri. Keadaaan tersebut juga menimbulkan bberapa sikap negatif terhadap Bahasa Indonesia, sangat merugikan sekaligus menjadi kendala sebagai alat penggalang persatuan dan kesatuan bangsa.

    Seperti kita maklumi perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa Barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut keseluruh dunia. Indonesia sebagai negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima penagaruh tersebut. Kemudian masuklah kedlam Bahasa Indonesia  istilah-istilah atau kata-kata asing, karena ,memang pengertian dan makna  yang dimaksudkan oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam Bahasa Indonesia. Sesuai dengan sifatnya sebagai  bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu.
    Melihat dan menyaksikan keadaan semacam ini, timbulah beberapa anggapan yang kurang baik terhadap Bahasa Indonsia. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan modern, tidak seperti bahasa Inggris dan Jerman misalnya. Pada pihak lain muncul sifat medewa-dewakan dan mengagung-agungkan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
    Kenyataan adanya efek sosial yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing ketimbang yang mampu berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi derajat Bahasa Indonesia dimata orang awam. Hal inilah pada makalah ini akan difokuskan untuk membahas tentang struktur kalimat yang sesuai dengan ejaan yang berlaku dan pelapalan bahasa indonesia yang baik dan benar.
    1.2  RUMUSAN MASALAH
    Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dapat dijabarkan sebagai berikut:
    1.      Apa itu SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan)?
    2.      Apa saja jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia?
    3.      Bagaimana bentuk pola kalimat dasar?
    4.      Bagaimana struktur kalimat yang sesuai dengan EYD?
    5.      Bagaimana penggunaan kalimat sesuai dengan fungsinya?
    1.3  TUJUAN
    1.  Mengetahui pengertian SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan)
    2.  Mengetahui jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia
    3.      Mengetahui bentuk pola kalimat dasar
    4.      Mengetahui struktur kalimat yang sesuai dengan EYD
    5.      Mengetahui penggunaan kalimat sesuai dengan fungsinya

    MANFAAT  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)

    Pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut:
    1.      Manfaat Teoritis
    Secara teoritis makalah ini dapat digunakan sebagai landasan dalam pembinaan bahasa baku dan tidak baku pada mahasiswa. Tidak dapat dipungkiri, bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat terhindarkan dari pengaru dari bahasa-bahasa lain termasuk bahasa daerah dan bahasa asing, yang pada akhirnya menyebabkan situasi kedwibahasaan pada masyarakat termasuk kalangan remaja yang terjadi baik pada bahasa lisan maupun bahasa tulis. Makalah ini diharapkan dapat menambah kekayaan, pengetahuan, dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar pada bahasa lisan maupun tulisan.
    2.      Manfaat Praktis 
    Manfaat Praktis yang diperoleh dari makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam usaha perbaikan materi, pembelajaran dan penyusunan strategi pengajaran dibidang ketrampilan berbahasa, khususnya ketrampilan menulis. Karena dengan mengetahui dan memahami isi makalah ini yang berupa struktur-struktur kalimat yang baik dan benar berdasarkan ejaan bahasa Indonesia, akan dapat dirumuskan solusi untuk mengurangi terjadinya kekeliruan dalam berbahasa indonesia pada masyarakat yang hanya diawali dari lingkungan  sekolah. Dengan demikian, pada nantinya masyarkat dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

    BAB II  PEMBAHASAN  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)

    2.1  PENGERTIAN KALIMAT  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)
    Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud li8san diucapkan dengan suara naik turun , dan keras lembut, diaela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
    Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tersebut ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Namun hal itu belum menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia Baku.
    Contoh kalimat: Di tempat itu dijadikan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.
    Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki ke lima ciri kalimat diatas. Hal itu karena tidak terlihat unsur subjek didalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo (1990:4),yaitu gramatika, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi, bebas dari interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa Indonesia.
    2.2  PENGERTIAN SPOK
         Setiap kalimat memiliki unsur penyusunan kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK:

    a.      Subjek/subyek (S)
    Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat. Subjek berfungsi :
    a)      Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk.
    b)      Memperjelas makna
    c)      Menjadi pokok pikiran
    d)     Menegaskan makna
    e)      Memperjelas pikiran ungkapan
    f)       Membentuk kesatuan pikiran

    v  Ciri-ciri subjek :
    a)      Jawaban apa atau Siapa
    b)      Didahului kata bahwa
    c)      Berupa kata atau frasa benda (nomina)
    d)     Disertai dengan kata ini atau itu
    e)      Kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si manis, si hitam, dan sang perkasa.
    f)       Tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
    g)      Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan   
    Contoh Subjek:
    Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
    1.      Hadi memelihara binatang
    Siapa memelihara? Jawab: Hadi. (maka Hadi adalah Subjek (S)
    2.      Tas itu dibeli oleh paman
    Apa dibeli? = jawab Tas

    b.      Predikat (P)
    Predikat adalah bagi8an yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek itu, memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan ataun dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari kata kerja atau kata keadaan.
    Contohnya; kita selalu dapat bertanya dengan memakai kata tanya mengapa, artinya dalam keadaan apa,bagaimana, atau mengerjakan apa?
    Ciri-ciri predikat:
    1.      Jawaban mengapa dan bagaimana
    2.      Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
    3.      Dapat didahului keterangan aspek: akan, sesudah, sedang, selalu, dan hampir
    4.      Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, mesti, selayaknya, dqn lain-lain.
    5.      Tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
    6.      Didahului kata adalah ,ialah,yaitu,dan yakni
    7.      Predikat dapat berupa kata benda, kata sifat atau bilangan, dan kata kerja.
    c.       Objek (O)
    Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklahdemiukian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikst kalimat yang berstatus stransditif mempunyai objek. Biasanya predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, misalnya: mengembalikan, mengemppulkan, dan me-i, misalny6a: mengambili, melempari, mendekati.
    Objek berfungsi:
    1.      Kalimat5 dasar pada kalimat berprdikat transitif
    2.      Memperjelas makna kalimat
    3.      Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
    Ciri-ciri objek:
    1.      Berupa kata benda
    2.      Tidak didahului kata depan
    3.      Mengikuti secara langsung dibelakang predikat transitif
    4.      Dapat memduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
    d.      Keterangan (K)
    Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat, misalnya, membari informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam ,pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung seperti, ketika, karena, meskipun, supaya, jika ,dan sehingga.
    v  Ciri unsur keterangan:
    1.      Bukan Unsur Utama
    Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
    2.      Tidak terikat posisi
    Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi diawal atau akhir kalimat, atau diantara subjek dan predikat.
    Jenis keterangan dibedakan berdasarkan perannya didalam kalimat:
    1.  Keterangan waktu
    Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Selasa, 24 Juli, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaaktu,dan ketika.
    2.      Keterangan tempat
    Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti,di,pada,dan dalam.
    3.      Keterangan cara
    Keterngan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keteranagn  cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
    4.      Keterangan sebab
    Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
    5.      Keterangan tujuan
    Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan  keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
    6.      Keterangan aposisi
    Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah(--), atau tanda kurang. Contoh: Dosen saya, Bu Erni, terpilih sebagai dosen teladan.
    7.      Keterangan tambahan
    Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dengan keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Contoh: Susanti, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa. Keterangan tambahan (terletak miring) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu Susanti.
    8.      Keterangan pewatas
    Keteranagn pewatas memberikan  pembatas nomina, misalnya subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan , keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyaoi IP tiga lebih mendapat beasiswa. Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
    e.       Pelengkap (Pel)
    Perbedaaanya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif,bukan pelengkap
    Ciri-ciri pelengkap adalah di belakang predikat.Ciri ini sama dengan objek. Perbedaanya, objekn langsung dibelakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi usur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
    1.      Dia mengirimi saya buku baru
    2.      Mereka membelikan ayahnya sepeda baru
    Unsur kalimat buku baru, sapeda baru diatas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
    Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
    Contoh:
    a.       Pemuda itu bersenjatapan parang
    Kata parang adalah pelengkap
    Bersenjatakan apa? Jawab parang (maka parang sebagai pelengkap)
    b.      Risal membaca buku.
    Membaca apa? Jawab buku (buku sebagai objek karena dapat menempati subjek)

    2.3  POLA KALIMAT DASAR

    Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa indonesia adalah sebagai beriku:
    1.      KB+KK : mahasiswa berdiskusi
    2.      KB+KS : dosen itu ramah
    3.      KB+KBIL : harga buku itu sepuluh ribu rupiah
    4.      KB+(KD+KB) : tinggalnya di palembang
    5.      KB1+KK+KB2 : mereka menonton film
    6.      KB1+KK+KB2+KB3 : paman mencarikan saya pekerjaan
    7.      KB1+KB2 : rustam peneliti

    2.4  JENIS JENIS KALIMAT

    1.      Kalimat Berdasarkan Pengucapan
    a.       Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga) dengan langsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“....”) dan intonasi dari bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
    Ciri-ciri kalimat langsung:
    1.      Susunan kutipan-pengiring
    ·         Bila kutipan ada diawal kalimat, masukkan tanda petik pembuka dan tulis kutipannya diawali dengan huruf besar.
    ·         Tambahkan tanda titik, tanda seru atau tanda tanya doakhir kutipan.
    ·         Ikuti dengan spasi
    ·         Masukkan pengiring tanpa diselipkan tanda koma dan huruf besar.
    ·         Akhiri pengiring dengan tanda titik.
    Contoh:” apa yang harus kulakukan?” gumam ratu gading mas.
    2.      Susunan pengiring-kutipan.
    ·         Bila kutipan ada diakhir kalimat, tuliskan pengiringnya dulu seperti menulis kalimat biasa.
    ·         Selipkan tanda koma sebelum menambahkan kutipan.
    ·         Selipkan spasi.
    ·         Masukkan tanda petik pembuka dan awali kutipan dengan huruf besar.
    ·         Tambahkan tanda titik, tanda seru atau tanda tanya diakhir kutip           
    ·         Masukkan tanda petik penutup diakhir kutipan.
    Contoh : Lalu Ratu berkata kepada pengawalnya “ Suruh   kedua wanita  itu menghadapku!”
    3.      Susunan kutipan, pengiring dan kutipan lagi.
    ·         Ulang cara menulis kalimat langsung yang susunannya pengiring  kutipan, tetapi jangan taruh tanda titik dibelakang pengiring.
    ·         Taruh tanda koma dibelakang pengiring
    ·         Selipkan spasi.
    ·         Masukkan tanda petik pembuka dan awali kutipan dengan huruf besar.
    ·         Tambahkan tanda titik, tanda seru atau tanda tanya diakhir kutipan.
    Masukkan tanda petik penutup diakhir kutipan
    Contoh: “tunggu!” teriak penasehat ratu, “lebih baik kita selidiki dulu masalahnya.”
    b.      Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua ,berkata tugas(bahwa,agar,sebab,untuk,supaya,tentang,dsb),intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
    Ciri-ciri kalimat tak langsung:
    1.      Kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
    Contoh: ratu gading mas tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
    2.      Kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1
    Contoh: ia mnyuruh pengawalnya untuk membawa kedua wanita itu masuk
    3.      Kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
    Contoh: penasehat ratu menyuruh pengawal itu untuk menunggu dan menyarankan agar mereka menanyakan dulu sebabnya.
    2.      Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasa(Struktur Gramatikalnya)
    a.       Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola(klausa), yang terdiri dari sebjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentuknya.
    Pola-pola kalimat dasar yang di maksud adalah sebagai berikut:
    ·         KB+KK(kata benda + kata kerja)
    Contoh : ibu memasak.
    ·         KB+KS(kata benda+kata sifat)
    Contoh: anak itu sangat rajin.
    ·         KB+Kbil(kata benda +kata bilangan)
    Contoh: apel itu ada 2 buah
          Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis yaitu:
    1.      Kalimat nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
    Contoh: adik perempuan saya ada 2 orang
    2.      Kalimat verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.
    Contoh:  saya sedang mandi.
    Dua jenis kalimat tunggal diatas dapat dikembangkan dengan   mnambahkan kata pada tiap unsur-unsurnya. Dengan adanya penambahan tiap unsur-unsur itu, unsur utama masih dapat dengan mudah dikenali. Perluasan kalimat tunggal itu terdiri atas:
    1.      Keterangan tempat, misalnya disini, lewat jalan itu, didaerah ini, dll.
    Contoh: rumahnya ada didaerah ini
    2.      Keterangan waktu, misalnya setiap hari, pukul, tahun ini, tahun depan, kemarin, lusa,dll.
    Contoh: aktivitasnya dimulai pukul 08.30 pagi
    3.      Keterangan alat, misalnya: dengan baju, dengan sepatu, dengan motor, ddl.
    Contoh: dia pergi dengan sepeda motor
    4.      Keterangan cara, misalnya :dengan hati-hati, secepat mungkin, dll.
    Contoh: prakarya itu dibuat dengan hati-hati.
    5.      Keterangan modalitas, misalnya: harus, mungkin,barangkali,dll
    Contoh: saya harus giat berlatih.
    6.      Keterangan aspek, misalnya: akan,sedang,sudah,dan telah.
    Contoh: Dia sudah menyelesaikannya.
    7.      Keterangan tujuan, misalanya: untuk dirinya, untuk semua orang,dll.
    Contoh: Orang itu membuat dirinya terlihat menawan.
    8.      Keterangan sebab, misalanya: karena rajin,karena panik,dll.
    Contoh: Lulus ujian karena rajin belajar.
    9.      Keterangan tujuan (ket. Yang sifatnya menggantikan),
    Contoh: Penerima medali emas, taufik Hidayat.
    10.  Perluasan kalimat yang menjadi frasa
    Contoh: orang itu menerima predikat guru teladan.

    b.      Kalimat Majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat majemuk terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi.
    Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:
    1)      Kalimat Majemuk Setara (KMS)
    Kalimat Majemuk Setara (KMS) adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat itu. Struktur kalimat yang didalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal. Contoh: Saya makan; dia minum. Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu:
    a)      Saya makan dan  b) Dia minum. Jika kalimat a) ditiadakan, kalimat b) masih dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung baik dari segi struktur maupun makna kalimat. Demikian juga, jika kalimat dasar b) ditiadakan, kalimat dasar b) masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kedua kalimat tersebut memiliki kedudukan yang sama di dalam kalimat majemuk setara.
    Hubungan kedua kalimat  dasar dalam kalimat majemuk setara tersebut tidak tampak jelas karena tidak digunakan konjungsi diantara kedua kalimat  dasar tersebut. Hubungan yang paling dekat dengan makna kalimat majemuk setara tersebut adalah hubungan urutan peristiwa.
    Konjungsi yang cocok adalah lalu, lantas, terus, atau kemudian.
    1.       Saya makan lalu dia minum.
    Jika konjungsi kalimat itu di ganti dengan kata tetapi,hubungan kalimat tersebut akan berubah.hubungan kalimat yang semula hubungan urutan peristiwa akan berubah menjadi hubungan  pertentangan.
    1b) saya makan,tetapi dia minum
           Jadi,konjusi mempunyai peranan yang penting dalam kalimat majemuk. Peranan konjungsi adalah menyatakan hubungan antar kalimat dasar di dalam kalimat majemuk.
    Kalimat majemuk setara dapat di kelompokan didalam beberapa bagian,yaitu;
    ·         Kalimat majemuk setara penggabungan ialah jenis kalimat yang dapat di identifikasi dengan adanya kalimat yang di hubungkan dengan kata “dan” atau “serta”.
     Contoh: “aku menulis surat itu dan dia yang mengirimnya ke kantor pos.” “murid- murid membuat prakarya itu serta memanjangnya di pameran.” 
    ·         Kalimat majemuk setara pertentangan ialah jenis kalimat     majemuk yang di hubungkan dengan kata “tetapi”, “sedangkan” ‘melainkan”, “namun”.
    Contoh; ‘anak itu rajin datang ke sekolah,tetapi nilainya selalu merah.”, ‘ibu memasak di dapur sedangkan saya membersihkan rumah.”. ‘yang membuat prakarnya itu bukan adiknya melainkan kakaknya yang prakarnya itu.’, ‘dia tidak membuat makanan itu namun hanya menyiapkannya para tamu.”
    ·         Kalimat majemuk setara pemilihan ialah jenis kalimat majemuk yang di dalam kalimatnya di hubungkan dengan kata “atau.”.
    Contoh:‘dia bingung memilih antara  buah apel atau buah  anggur.”
    ·         Kalimat majemuk setara penguatan ialah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan menanbahkan kata “bahkan”.
    Contoh:”dia tidak hanya pandai bermain alat musik,dia bahkan pandai bernyanyi.
    2)      Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
    Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB) adalah penggabungan  dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Didalam kalimat majemuk bertingakat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak akalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Kalimat jamemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena,supaya,meskipun,jika, dan sehingga.
    ·         Induk kalimat dan anak kalimat
    Perbedaaan induk kalimat dan anak kalimat dilihat dari 3 kategori:
    v  Kemandirian sebagai kalimat tunggal
    Induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini tampak pada contoh berikut:
    (a)    Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya.
    (b)    Sehingga banjir melanda sawaah dan ladang petani desa itu.
    Kalimat (a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat (b) tidak.
    v  Konjungsi
    Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Dengan kata lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat tidak didahului koSSSSSSSnjungsi.
    Jika konjungsi dipindahkan diawal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun informasi.
    Ketika saya membaca buku, dia datang
    Setelah dipindahkan kebagian awal, unsur pertama kalimat merupakan anak kalimat merupakan anak kalimat dan unsur kedua merupakan induk kalimat.
    v  Urutan
    Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika anak kalimat didepan induk kalimat, anak kalimat itu harus dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang menempati posisi dibelakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi yang pokok.
    Contoh: Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.
    Kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.
    Karena ingin meningkatkan perusahaanya, dia mengajukan permintaankredit investasi kecil.
    ·         Jenis Anak Kalimat
    Berdasarkan perannya, anak kalimat dapat dibedakan atas beberapa jenis.
    1)      Anak Kalimat Keteranag Waktu
    Anak kalimat ini di tandai oleh konjungsi  yang menyatakan waktu  seperti ketika, waktu, kala, tarkala, saat, sebelum,, sesudah, dan setelah.
    Contoh: Seorang pengunjung, ketika melihat seorang anak kesakitan, sempat terisak.
    2)      Anak kalimat keterangan sebab
    Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara lain, sebab,karena, dan lantaran. Konjungsi in i mengawali bagian anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat.
     Contoh: karena jatuh dari sepeda, Andi tidak masuk kuliah.
    3)      Anak kalimat keterangan akibat
    Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat. Konjungsi yang digunakan adalah hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak kalimat keterangan akibat hanaya menempati posisi akhir, terletak dibelakang induk kalimat.
     Contoh: hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
    4)      Anak kalimat keterangan syarat
    Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan syarat. Konjungsi itu, antar lain, jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
     Contoh: jika ingin berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan tekun.
    5)      Anak kalimat keterangan tujuan
    Anak kalimat ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi yang digunakan adalah supaya, agar, untuk, guna, dan demi.
     Contoh: Anas belajar dengan tekun agar lulus ujian akhir semester.
    6)      Anak kalimat keterangan cara
    Anak kalimat ini ditandai oleh  konjungsi yang menyatakan cara. Konjungsi tersebut adalah dengan dan dalam.
    Contoh: Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor nonmigas dalam mengatasi pemasaran minyak yang terus menurun.
    7)      Anak kalimat keterangan pewatas
    Anak kalimat menyertai nomina, baik nomina itu berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun objek. Konjungsi yang digunakan adalah yang atau kata penunjuk itu. Anak kalimat ini berfungsi sebagai pewatas nomina.
    Contoh: anak yang berbaju hijau mempunyai dua ekor kucing.
    8)      Anak kalimat pengganti nomina
    Anak kalimat ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau objek dalam kalimat transitif.
    Contoh: Anas mengatakan bahwa jeruk itu asam
    Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat    majemuk bertingkat terdiri dari 10 macam yaitu:
    1.      Waktu, misal: ketika, sejak, saat ini. Contoh: ”Rumah makan itu sudah berdiri sejak orangtuaku menetap di kota ini”. “Orangtuaku meninggalkan kota ini ketika umurku beranjak 3 tahun.:
    2.      Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu. Contoh: “ Dia pergi dari rumah karena bertengkar dengan istrinya.”
    3.      Akibat, misal: hingga, sehingga, maka. Contoh: “Hari ini hujan sangat deras di Ibukota hingga mampu menggenangi beberapa ruas jalan.”
    4.      Syarat, misal: jika, aslakan,apabila. Contoh: “Dia harus giat belajar jika ingin nilainya sempurna.”, “ Tanaman itu bisa tumbuh dengan subur asalkan dirawat dengan baik.”
    5.      Perlawanan, misal: meskipun, walaupun. Contoh: “Dia ingin masuk diperguruan tinggi di Jakarta walaupun nilai kelulusannya tidak memenuhi syarat.”, “Dia selalu pergi kesekolah dengan berjalan kaki mesakipun dia tahu kalau jarak antara rumah dan sekolahnya sangat jauh .”
    6.      Pengandaian, misal: andaikata,,seandainya. Contoh:”Tim kita bisa menjadi juara 1 andaikata kita berusaha lebih keras lagi.”
    7.      Tujuan, misal: agar,supaya,untuk. Contoh: “ Dia bekerja disini agar mendapatkan biaya hidup”, “Pria itu membuatkan sebuah rumah di daerah “A” untuk kedua orangtuanya.”
    8.      Perbandingan, misal: bagai, laksana, ibarat, seperti. Contoh : “Wajah anak itu bagai bulan kesiangan”. “Anaknya yang suka membangkang itu ibarat Malin Kundang dizamzn modern.”
    9.      Pambatasan, misal; kecuali, selain. Contoh: “Dia memiliki bakat menyanyi selain bakat bermain musik.”

    10.  Alat, misal: (dengan + katabenda) dengan mobil, dll. Contoh:” Orang itu pergi kekantor dengan mobil.”

    11.  Kesertaan, misal: dengan + orang. Contoh: “Murid-murid sekolah dasar pergi berdarmawisata dengan para guru.”
    3.      Kalimat majemuk campuran (KMC)
    Kalimat majemuk campuran (KMC) adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya  terdiri dari 3 kalimat’.
    Contoh:          
    a)      Tonni bermain dengan Kalvin. (kalimat tunggal1)
    b)      Ririn membaca buku dikamar. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
    c)      Ketika aku datangb kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
    Hasil penggabungan ketiga kalimat diatas: Tonni bermain dengan Kalvin dan Ririn  membaca buku dikamar, ketika aku datang kerumahnya.
    3. Kalimat Berdasarkan Isi Dan Fungsinya
    a)      Kalimat pernyataan (deklaratif) adalah kalimat  pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun, tanda baca titik).
    Misalnya:
    Positif :
    Ø  Presiden Grus Dur mengadakan kunjungan keluar negeri.
    Ø  Indonesia menggunakan sistem  anggaran yang berimbang.
    Negatif :
    Ø  Tidakn semua bank memperolweh kredit lunak.
    Ø  Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi  yang memuaskan tentang bisnis kondominium dikota-kota besar.
    b)      Kalimat perintah adalah kalimat bertujuan untuk  memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini  akan diakhiri dengan tanda saru (!).
    Ciri-ciri kalimat perintah :
    1.      Intonasi keras, terutama perintah biasa dan larangan
    2.      Menggunkan tanda seru (!), bila digunakan dalam tulisan
    3.      Kata kerja yang mendukung kalimat biasanya kata kerja dasar
    4.      Menggunakan partikel pengeras (lah)
    5.      Berpola kalimat investasi (PS)
                                      Beberapa  bentuk kalimat perintah:
    1.      Kalimat perintah permintaan adalah perintah yang yang halus, orang yang menyuruh bersikap rendah.Contoh: Tolong, tutup pintu itu!
    2.      Kalimat perintah larangan adalah perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu hal. Bila larangan itu bersifat umum/resmi digunakan kata dilarang, bila bersifat khusus/tidak resmi digunakan kata jangan. Contoh: Jangan membuang sampah sembarangan!
    3.      Kalimat pewrintah ajakan biasanya didahului kata-kata ajakan. Contoh: marilah kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia.
    4.      Kalimat perintah sindiran/cemooh adalah perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa yang diperintah tidak mampu melaksanakan yang diperintahkan. Contoh: Kerjakan sendiri, kalau kamu bisa!
    5.      Kalimat perintah bersyarat adalah perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhi sesuatu hal. Contoh: bantulah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai!
    6.      Kalimat perintah mengizinkan adalah perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin. Contoh: Ambilah buah mangga itu semaumu!
    c)      Kalimat berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu. Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat ini.
    Ciri-ciri kalimat berita:
    1.      Intonasinya yang netral, tak ada suatu bagian yang pentingkan dari yang lain.
    2.      Susunan kalimat tak dapat dijadikan ciri-ciri karena hampir sama saja dengan kalimat lain.
    3.      Suatu bagian dari kalimat dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini bagian tersebut dapat ditempatkan di depan kalimat, atau bagian tersebut mendapat intonasi yang lebih keras yang menyertai kalimat seperti ini disebut intonasi pementing.
    Beberapa bentuk kalimat berita:
    1.      Kalimat berita positif.
    Contoh:
    ü  Rian adalah seorang pembunuh yang sadis
    ü  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan mesjid agung dibogor.
    2.      Kalimat berita negatif yaitu kalimat yang berisi
    pengingkaran atau kalimat yang ditandai dengan kata ingkar yaitu menggunakan kata “tidak” dan kata “bukan”.
    Contoh:
    ü  Ayahku bukan seorang koruptor.
    ü  Nenekku tidak mau makan daging sapi.
    d)     Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?).
    Macam-macam kata tanya dan gunanya :
    ·         Apa : hal, orang, atau barang
    ·         Siapa : orang atau nama orang
    ·          Kapan, bilamana : waktu
    ·         Dimana : tempat
    ·         Mengapa: sebab
    ·         Bagaimana : keadaan, cara, proses
    Contoh:
    ü  Apa yang dia lakukan disana?
    ü  Siapa namamu?
    ü  Kapan anda pergi ke Jakarta?
    ü  Dimana rumahmu?
    ü  Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
    ü  Mengapa orang itu berhamburan pergi keluar gedung?
    Beberapa bentuk klaimat tanya:
    1.      Kalimat Tanya Klarifikasi Dan Konfirmasi
    Kalimat tanya klarifikasi dan konfirmasi adalah kalimat yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tetapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
    Contoh kalimat tanya Klarifikasi:
    Benarkah saudara yang memimpin penelitianmu? (benar atau tidak benar)
    Contoh kalimat Konfirmasi:
    Apakah engkau ingin pulang hari ini? (ya, tidak).
    2.      Kalimat Tanya Teotorik
    kalimat tanya Teotorik adalah kalimat tanya yang menghendaki jawaban karena penanya jawaban sudah tau.
    Contoh: apakah anda mau tidak naik kelas?
    3.      Kalimat Tanya Tersamar
    Kalimat Tanya Tersamar adalah kalimat yang tujuannya tidak untuk bertanya melainkan mempunyai tujuan lain yaitu:
    ·         Tujuan meminta. Contoh: Bolehkah saya tahu siap namamu?
    ·         Tujuan mengajak. Contoh: bagaimana kalau kamun ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
    ·         Tujuan memohon. Contoh: Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
    ·         Tujuan menyuruh. Contoh; Bagaimana kalau kamu berangkat kesekolah sekarang?
    ·         Tujuan merayu. Contoh: kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
    ·         Tujuan menyindir. Contoh: Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
    ·         Tujuan menyanggah. Contoh: apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
    ·         Tujuan meyakinkan. Contoh: Meskikah saya bersumpah di hadapanmu?
    ·         Tujuan menyetujui. Contoh: Tak ada alasan untuk ditolak bukan?
    4.      Kalimat seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan ( sakit, marah, terkejut,hairan, sindirin, sedih, takut, terperanjat, hiba,dll). Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).
    Macam-macam kalimat seruan dan gunanya:
    ü  Aduh, untuk menyatakan perasaan sakit dan kagum. Contoh: Aduh, sakitnya tanganku!
    ü  Aduhai untuk menyatakan perasaan sedih. Contoh: Aduhai, sungguh malang nasibku!
    ü  Ah untuk menyatakan tiodak setuju atau menolak sesuatu. Contoh: Ah, saya tetap tidak mengaku salah!
    ü  Amboi/Wah untuk menyatakan perasaan heran atau kagum. Contoh:  Ganteng sekali cowok itu!
    ü  Cis/Cih untuk menyatakan perasaan marah dan benci. Contoh: Cis, berani dia menentang aku!
    ü  Eh untuk menyatakan perasaan terkejut atau heran. Contoh:  Eh, kamu sudah sampai!
    4.      Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat
    Kalimat yang dilihat dari unsur kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
    1.      Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Si Jarno pergi.
    2.       Kalimat tak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa subjek saja,atau sebuiah predikat, bahkan ada yang berupa objeknya atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman. Contoh: Jangan dilempar!
    5.      Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
    Kalimat yang dilihat berdasarkan susunan pola subjek-predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
    1.      Kalimat versi adalah kata predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi  biasanay digunakan untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat versi merupakan tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula yang akan menimbulkansuatu kesan pada pendengarnya. Contoh: Bawa buku itu kemari!
    2.      Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalim sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa indonesia (S-P-O-K). Contoh: Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan ynag lalu.
    6.      Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya  (Retorikanya)
    1.      Kalimat yang melepas
    Kalimat yang melepas akan terwujud jika kalimat tersebut diawali  oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh uinsur tambahan (anak kalimat) . Unsur anak kalimat ini seakan-akan  dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
     Contoh:
    Saya akan dibelikan vespa oleh ayah jika saya lulus ujian sarjana.
    2.      Klaimat yang klimaks
    Kalimat yang klimaks akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa ,masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat ini tersa berklimaks dan tersa membentuk ketegangan.
    Contoh:
    Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit maagnya sering kambuh.
    3.      Kalimat yang berimbang
    Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.
    Contoh:
    Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHGS naik tajam.
    7.      Kalimat Berdasarkan Subjeknya
    Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
    a)      Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanaya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber- . Predikat juga dapat berupa kata kerja aus ( kata kerja yang tak dapat dilekati oleh awalan me- saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
    Contoh:
     Imbuhan ” me-“ : koki itu membuat menu baru      unruk restorannya.
     Imbuhan “ber-“ : kami bermain ditaman.
    Kalimat aktif dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
    1.      Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikatnya biasanya berawalan me- dan selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnay berawalan “di-“. Contoh: kami membuat kue.
    2.      Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan mempunyai 3 unsur wajib, yakni subjek,objek, dan predikat. Predikat pada kalimat biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh: kami berjaga diluar rumah.
    3.      Kalimat semi transitif adalah jenis kalimat yang tidak dapat dirubah kedalam  bentuk pasif, hal itu dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya objek. Ciri-cirinya berupa adanya subjek, predikat, pelengkap, dan tanpa atau dengan keterangan.
    Contoh: Tata tertib berdasarkan keputusan bersama
                                                           S               P                      Pel
    b)       Kalimat pasif adalah kjalimat yang subjeknya melakukan     suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan “di-“ dan “ter-“ dan diikuti kata depan “oleh” . Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk , yaitu:
    ü  kalimat pasif biasa adalah kalimat pasif yang terdapat       didalam kalimat aktif transitif. Untuk predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan :di-“, “ter-“, dan “ke-an”.
    Contoh: Sampah dibuang Rinda.
    ü  Kalimat pasif zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek penderita tanpa ada sisipan dari kata lain.  Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran “-kan” sehingga membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat.
    Contoh: Saya berikan bukuku.
    Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
    1.      Subjek dalam kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif
    2.      Awalan me- diganti dengan di-
    3.      Tambahkan kata oleh dibelakang predikat. Contoh: bapak memancing ikan. (aktif)
    Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
    4.      Jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me-  pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
    Contoh: Aku harus mengerjakan PR.(aktif)
       PR harus kukerjakan. (pasif) 
    8.      Kalimat Mayor Dan Minor
     Kalimat Mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti). Kalimat mayor klausanya minimal harus terdiri atas subjek dan predikat.
    Contoh: saya mengantuk.
          Kalimat Minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti). Kalimat minor klausanya yang berisi predikat saja.
    Contoh: Sampai jumpa.

    BAB IIIPENUTUP  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)

    3.1  KESIMPULAN  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)
    Setiap kalimat terkandung struktur-struktur yang penting untuk diketahui dan dipelajari agar mengetahuin pola-pola kalimat tersebut, dan pemahaman tentang pembagian jenis-jenis kalimat yang beragam.
    Makalah ini pun mengajarkan tata cara penulisan mengenai kalimat yang baik dan benar akan bermanfaat penerapannya ketika melakukan penulisan ilmiah, karena didalam penulisan ilmiah memerlukan tatacara penulisan  yang benar-benar sempurna dan dipertanggungjawabkan.
    Penulisan kalimat  harus jelas penulisan tanda bacanya sehingga tidak mengandung pengertian yang salah bgi pembaca. Pemahaman tentang makalah ini bisa mengetahui letak kesalahan dan sampai dimana kemampuan seseoarang dalam penggunaan kalimat yang benar dan dapat berguna  untuk pembelajaran kedepannya.
    3.2  SARAN  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)
    Agar dalam setiap penulisan kalimat dapat terstruktur dengan baik, maka perlu terlebih dahulu harus memahami unsur-unsur yang membangun didalamnya agar penulisan dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Selain itu penggunaan kalimat  baku sesuai dengan EYD perlu ditingkatkan ditengah-tengah berkembangnya bahasa asing dimasyarakat Indonesia.

    DAFTAR PUSAKA  MAKALAH BAHASA INDONESIA (KALIMAT)

    Kikuk ,              Wiwie.    2012    Makalah          tentang            Kalimat
                http://wiwiekikuk.blogspot.com/2012/11/makalah-tentang-kalimat-html diakses pada tanggal 7 Desember 2013 pada jam 20.05
    Marenti,             Rani,       Refita.   2012.                        Makalah          Kalimat.
                Htrtp://rafitaranimarenti.blogspot.com/2012/01/makalah-kalimat.html [online] diakses pada tanggal 9 desember 2013 pada jam 17.13
    Wikibooks.        2013.      Subjek:   Bahasa    Indonesia    tentang  kalimat
                http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek_Indonesia/Materi-kalimat [online] diakses padfa tanggal 7 desember 2013 pada jam 19.38

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar